Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan Tinggi

oleh -1168 Dilihat

Banyumas Raya

Jakarta – Berdasarkan data WHO/UNICEF pada tahun 2012, Indonesia yaitu negara kedua terbesar di dunia dimana penduduknya masih mempraktekan buang air besar sembarangan (BABS).

Keadaan ini menyebabkan sekitar 150.000 anak Indonesia meninggal setiap tahunnya karena diare dan penyakit yang lain yg disebabkan sanitasi yg buruk. Data terkini dari situs monitor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yg dimuat di website Kementerian Kesehatan RI menunjukan bahwa masih ada 8,6 juta rumah tangga yg anggota keluarganya masih mempraktekan BABS per Januari 2020.

Air bersih dan sanitasi yaitu kebutuhan dasar hidup manusia. Sayangnya, sanitasi buruk masih menjadi permasalahan besar di Indonesia dimana masih banyak masyarakat yg belum memiliki akses toilet dan sanitasi yg bersih. Hal ini tentu beresiko besar mencemari lingkungan, mempengaruhi kesehatan hingga menyebabkan kematian untuk warga sekitar.

“Masih banyak masyarakat yg tak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi layak sehingga buang air besar di ruang terbuka menjadi permasalahan global yg harus langsung diatasi. Berbekal pengalaman 100 tahun memberikan akses terhadap toilet bersih dan higienis, Harpic berkomitmen bagi menjadi bagian dalam mengatasi krisis kebersihan dan sanitasi global ini. Bersama dengan mitra kerja lainnya, Harpic ingin meningkatkan kesadaran publik mulai pentingnya perubahan perilaku hidup bersih dengan toilet dan sanitasi layak sehingga tak ada lagi masyarakat yg buang air besar sembarangan,” ujar Karim Kamel, General Manager Reckitt Benckiser Hygiene Home Indonesia, Jakarta, Jumat, (31/01/2020).

Menurut data STBM, 4.5 juta rumah tangga di Pulau Jawa-pun masih mempraktekan BABS. Hal ini mendorong Harpic, pembersih toilet yg diproduksi dan dipasarkan oleh Reckitt Benckiser berkomitmen buat mengentaskan permasalahan BABS di Pulau Jawa pada tahun 2025. Untuk merealisasikan komitmen tersebut, Harpic menggandeng Water.org, SATO, dan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Dhuafa (KOMIDA) buat bekerja sama mengedukasi tentang pentingnya hidup bersih dengan dan memiliki toilet dan sanitasi layak.

Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dimana hampir 28 juta orang Indonesia kekurangan air bersih, dan 71 juta orang tak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yg lebih baik. Dan untuk jutaan keluarga Indonesia yg berpenghasilan rendah, sambungan atau sumur air baru dan toilet yg lebih baik tak mampu dijangkau sehingga dibutuhkan bantuan investasi dari berbagai pihak agar akses buat air bersih dan sanitasi yg baik itu bisa dijangkau lebih banyak masyarakat.

“Kami dengan senang hati menyambut kerjasama dengan Harpic yg memperlihatkan komitmen dan misinya buat memberikan akses toilet dan air bersih kepada masyarakat yg lebih luas,” ujar Don Johnston, Operations Director Water.org Indonesia.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.