Banyumas Raya
Jakarta – Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yg disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru.
Menurut DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR, pneumonia bisa menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.
Pneumonia dibagi menjadi tiga merupakan community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP), dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi dari pneumonia.
“Pneumonia yg kadang terjadi dan bisa bersifat serius bahkan kematian merupakan pneumonia komunitas. Angka kejadian pneumonia lebih tidak jarang terjadi di negara berkembang. Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya,” papar Agus ketika ditemui di kantor sekretariat Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta, Jumat, (17/01/2020).
Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan merupakan sekitar 2 persen sedangkan tahun 2013 adalah 1,8 persen.
Berdasarkan data Kemenkes 2014, Jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar antara 23 persen -27 persen dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19 persen.
Tahun 2010 di Indonesia pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah perkara adalah 7,6 persen.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen kematian balita merupakan sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015- 2018 masalah pneumonia yg terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperkirakan 43.309 masalah pneumonia atau radang paru pada balita selama tahun 2019. Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan Tiongkok dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yg belum diketahui etiologinya. Awalnya terdapat 27 masalah kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia, antara 12-59 tahun.
“Terdapat laporan kematian pertama terkait perkara Pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta merupakan penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut,” ujar dr. Erlina Burhan, Sp.P specialis paru dari RS. Persahabat.
Dari 50 pasien lainnya yg sedang menjalani perawatan, beberapa pasien telah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam keadaan yg serius.
Hasil pengkajian dipikirkan kemungkinan etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yg disebabkan Coronavirus dan pemah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003.
Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis macam Betacoronavirus yg menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yg berbeda dari SARS-coronavirus dan MERSCoronavirus.
Coronavirus yaitu keluarga besar virus yg menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yg serius seperti MERS dan SARS. Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan.
Gejala yg muncul pada pneumonia ini diantaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Beberapa keadaan ditemukan lebih berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi buat memperberat kondisi. Metode transmisi dan masa inkubasi belum diketahui.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com
