Banyumas Raya
Jakarta – Penanganan infertilitas yg tepat harus terus dikerjakan sesuai dengan penyebabnya.
Berkembangnya teknologi kedokteran ketika ini diharapkan mampu memberikan hasil dengan angka keberhasilan tinggi dengan risiko minimal, akan dari induksi ovulasi, inseminasi intra-uterin (IIU), dan program bayi tabung (IVF), tergantung indikasi dari persoalan infertilitas yg dialami.
Menurut dr. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp. Ak Dokter Spesialis Akupuntur Klinik RS Pondok Indah Pondok Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Pasangan yg merasa memiliki gangguan infertilitas sebaiknya berdiskusi lebih lanjut dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan sebelum menentukan terapi penanganan gangguan kesuburan yg tepat.
“Akupunktur medik yg dikombinasikan dengan pengobatan kedokteran modern bisa memberikan hasil yg lebih optimal bagi menunjang penanganan gangguan kesuburan,” ujar Handaya, Jakarta, Kamis, (16/02/2020).
Menurut penelitian, teknik akupunktur bisa meningkatkan keberhasilan program bayi tabung 60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yg tak menjalani terapi akupunktur. Teknik ini dikerjakan dengan cara merangsang titik tertentu di permukaan tubuh, baik memakai jarum saja, elektroakupunktur (dengan bantuan listrik), laserpunktur (dengan sinar laser), maupun penyuntikan dengan cairan yg dikenal dengan akuapunktur.
Mekanisme akupunktur medik dalam mengatasi gangguan kesuburan dikerjakan dengan cara:
1. Memperbaiki hormon reproduksi
2. Memperbaiki sirkulasi aliran darah ke rahim
3. Mengurangi vasokonstriksi pembuluh darah
4. Mempertebal dinding endometrium
5. Membuat pikiran lebih tenang
6. eningkatkan sistem imunitas, dan homeostasis tubuh.
Terapi akupunktur bagi menunjang penanganan gangguan kesuburan biasanya dikerjakan beberapa kali dalam seminggu, setiap sesi membutuhkan waktu rata-rata 30 menit.
Satu seri terapi terdiri dari 12 kali terapi. Untuk mendapatkan hasil yg optimal pada program bayi tabung, akupunktur medik bisa dikerjakan sehari sebelum dan setelah transfer embrio dilakukan.
“Selama menjalani terapi atau program penanganan infertilitas, pasien disarankan memperbaiki pola hidup dengan tak merokok, makan makanan yg bergizi dan menghindari makanan yg mengandung pengawet, menurunkan berat badan, mencegah stres, istirahat dan tidur cukup, serta berolahraga teratur seperti bersepeda dan lari ringan sekitar 30 menit sehari,” tambahnya.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com