Pergerakan harga Bitcoin (BTC) memiliki korelasi yang sangat kuat dengan pertumbuhan pasokan uang global (M2 Money Supply). Data yang dikumpulkan dari 21 bank sentral utama dunia menunjukkan hal tersebut.
Adapun, data yang dihimpun dari BGeometrics sejak 2013 lalu menunjukkan lonjakan Bitcoin sering kali terjadi saat M2 mengalami kenaikan signifikan.
Sebagai contoh, pada Desember 2013 silam, harga Bitcoin tercatat di angka US$1.040 saat M2 global mencapai US$61,9 triliun.
Empat tahun kemudian, M2 naik ke US$73,95 triliun dan harga Bitcoin melonjak ke US$18.982. Lebih jauh lagi, kala badai pandemi sedang berlangsung, M2 juga sempat melonjak jadi US$100,5 triliun diikuti dengan Bitcoin ke US$67.500.
Menariknya, korelasi ini semakin jelas terlihat pada 19 Mei tahun ini, di mana suplai M2 global tercatat tembus US$111,1 triliun, sementara harga Bitcoin meroket hingga mencapai US$105.615.
Angka ini memperlihatkan setiap kali likuiditas dunia meningkat, aset crypto seperti Bitcoin ikut terdorong naik. Dengan begitu, memperkuat pandangan bahwa kebijakan moneter global sangat memengaruhi pasar aset digital.
Disclaimer Alert.
Not Financial Advice (NFA). Do Your Own Research (DYOR).
