Banyumas Raya
Jakarta – Anak adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Namun, tak segala pasangan suami istri memiliki anak.
Banyak cara yg dapat ditempuh buat memiliki anak. Ini dapat akan dari program bayi tabung, hingga mengadopsi anak.
Ada banyak alasan pasangan memilih buat mengadopsi anak. Di Indonesia sendiri, dua alasan yg kerap ditemukan adalah karena pasangan tak kunjung dikaruniai anak, ingin tidak mengurangi anak kedua, sebagai pancingan supaya mampu cepat hamil, serta tak tega melihat anak dari keluarga jauh atau tetangganya terlantar.
Menurut psikolog Sali Rahadi Asih, M.Psi, MGPCC, Ph.D., pasangan suami istri memang harus memiliki niat yg kuat sebelum menetapkan bagi mengadopsi anak.
“Persiapan psikologis amat penting. Persiapan ini adalah bagaimana pasangan suami istri telah bersiap menjadi orang tua. Intinya, suami dan istri harus sepakat apa alasan mereka buat mengadopsi anak,” ujar dosen bidang studi Psikologi Klinis, FPsi UI, seperti yg dikutip dari siaran pers dari GueSehat, Jakarta, Rabu, (05/02/2020).
Jika cuma salah seorang yg ingin mengadopsi anak padahal pasangannya tak terlalu menginginkannya, sebaiknya pikirkan kembali keinginan bagi mengadopsi anak. Pasalnya bila tetap dilakukan, hal tersebut bisa menimbulkan konflik di kemudian hari.
“Jika telah mantap, maka pasangan perlu memberi tahu kepada keluarga besar terkait keputusan ini. Sangat mungkin keluarga besar mulai bertanya, tapi tujuan mereka sebenarnya butuh diyakinkan apakah pasangan tersebut tahu apa yg dikerjakan dan mampu mempertanggungjawabkan alasannya,” tambahnya.
Namun seandainya pasangan memiliki niat yg mantap, kemungkinan besar keluarga mulai setuju.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com