Banyumas Raya
Jakarta – Iklan sebagai promosi produk yg ditayangkan berulang yg akhirnya mulai mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap produk yg diiklankan.
“Salah sesuatu contohnya adalah susu kental manis, selama ini diiklankan sebagai susu, maka hingga hari ini masih ada masyarakat yg mengkonsumsi susu kental manis sebagai susu, meski BPOM sudah melarang,” jelas Arif Hidayat Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, Jakarta, baru – baru ini.
Ditambahkannya hasil penelitian 3 provinsi, Status gizi buruk 14.5 persen yg mengkunsmsi SKM lebih dari 1 kali/hari, gizi kurang 29,1 persen mengkumnsi SKM lebih dari 1 kali/hari.
Sementara itu Chairunnisa, Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah mengatakan sejalan dengan misi Aisyiyah di bidang kesehatan adalah Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yg berkeadilan, untuk perempuan, bayi dan anak yg berbasis pelayanan kesehatan dan komunitas berdasar spirit al-Mn.
Untuk mencapai misi tersebut dilaksanakan melalui program Gerakan Aisyiyah sehat (GRASS) dengan tujuan, meningkatkan pemahaman, kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap individu dan kelompok masyarakat bagi hidup sehat dalam bingkai nilai-nilai islam buat mencapai derajat kesehatan masyarakat yg setinggi-tingginya, salah satunya programnya adalah pencegahan stunting dan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan keluarga harus dimulai dari ibu yg bijak memilih makanan.
Menurutnya, Ibu juga harus teredukasi tentang gizi agar tak salah memberi asupan gizi, seperti susu kental manis yg seharusnya adalah topping makanan, jangan sampai diberikan sebagai minuman buat anak-anak.
Untuk itu Aisyiyah menghimbau agar ibu sebagai pendidik penting di keluarga harus sehat dan juga cerdas.
“”Ibu harus dapat memilah dan memilih dengan baik produk pangan yg banyak diiklankan di media massa. Tugas kalian adalah mewujudkan anak-anak Indonesia yg sehat, kuat dan cerdas sehingga bonus demografi dimasa mendatang tak menjadi beban untuk bangsa kita,” paparnya.
Ketua Bidang Kesehatan Pimpinan Pusat Muslimat NU, dr. Erna Yulia Sofihara, menyampaikan PP Muslimat NU turut serta mengedukasi masyarakat mengenai gizi dan susu kental manis sebagai komitmen buat menciptakan generasi emas 2045.
Penggunaan susu kental manis sebenarnya tak buat dikonsumsi sebagai minuman, terutama pada anak-anak, karena susu kental manis adalah toping atau penambah rasa pada makanan dan pencampur minuman.
“Sayangnya masih banyak orang tua yg memberikan susu kental manis kepada anak karena mereka belum teredukasi,” tutup Erna.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com