Banyumas Raya
Jakarta – Di Indonesia, anti PD-1 disetujui oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) bagi pengobatan kanker paru dan kanker kulit macam melanoma maligna. Ini adalah macam kanker kulit yg paling ganas.
Kini penggunaannya tak sebatas pada kedua kanker tersebut. Di penelitian maupun di tempat praktik, imunoterapi anti PD-1 juga digunakan bagi berbagai kanker lain, yg sudah dibuktikan mengekspresikan PD-L1.
Spesialis onkologi medik Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM dari FKUI/RSCM, sudah memakai obat ini bagi pasien kanker pankreas, kanker payudara, kanker empedu, hingga kanker kepala dan leher. Anti PD-1 biasa diberikannya pada pasien dengan status performa fisik yg kurang baik.
“Obat yg diberikan buat terapi sistemik haruslah yg tak menurunkan status performa pasien,” ujarnya, seperti yg dikutip dari siaran pers, Jakarta, Senin, (08/04/2019).
Hasilnya cukup baik dan tanpa efek samping, meskipun efikasinya tak sebaik pada kanker paru dan melanoma. Pasien tertua yg diberikan imunoterapi anti PD-1 oleh Dr. dr. Andhika berusia 82 tahun, yg menderita kanker pankreas. Pasien tersebut mendapat anti PD-1 sebanyak 12 kali. Pasien ini masih hidup sampai sekarang, setahun lebih setelah pengobatan dengan anti PD-1.
“Selama pengobatan pun kualitas hidupnya bagus. Dia mampu beraktivitas sehari-hari seperti biasa,” lanjutnya.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com