“Yang sudah terdampak, ada delapan rumah warga. Lima rumah di Dusun Majalangu dan tiga rumah di Dusun Wiradrana,” ujarnya saat ditemui di kantor pemerintah Desa Majalengka, Kamis (16/12/2021).
Akibat pergerakan tanah ini, sekitar dua puluh rumah warga yang berada di sekitar lokasi tersebut ikut terancam mengalami kerusakan. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, pihaknya mengimbau agar warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Kami sudah menyarankan kepada warga, jika hujan untuk mengungsi dulu ke tempat yang lebih aman. Karena jika hujan lebat, tanah terus bergeser. Termasuk dua puluh rumah yang terancam untuk ikut waspada. Meskipun belum sampai terdampak,” imbaunya.
Salah satu pemilik rumah, Sangaji menuturkan tanah bergerak yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya membuat rumah dan mushola rusak. Bahkan, rumah yang ia tempati dinding di sisi depan sempat ambruk.
“Rumah saya pernah bagian tembok yang depan ini ambruk karena retaknya cukup lebar. Rata-rata memang karena bagian lantai ambles dan bergeser sehingga membuat tembok retak,” ungkapnya.
Ia menyebut, lebar keretakan dinding rumah terus bertambah jika terjadi hujan lebat. Kondisi ini membuat warga takut jika rumah yang ditempati roboh.
“Kalau hujan lebat pasti ada penambahan lebar dinding yang retak-retak ini. Sebenarnya takut,” ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di mushola yang rusak bagian lantai, dinding dan atap. Meskipun demikian, mushola tersebut hingga saat ini masih digunakan warga untuk ibadah.
“Sampai sekarang masih digunakan untuk ibadah. Termasuk juga kadang-kadang untuk berkumpul sama warga,” katanya. (Ronaldo Bramantyo/dan)