Banyumas Raya
Delapan puluh persen dari keseluruhan karyawan Siemens AG di semua dunia kini menjadi pemegang saham perusahaan. Total ada sekitar 300.000 dari 377.000 karyawan perusahaan di segala dunia yg memiliki saham Siemens.
- Siemens gandeng Barata Indonesia produksi turbin pabrik gula buat pasar Asia
- Siemens berminat terlibat di proyek listrik 35 ribu MW
- Pernah punya? Ini 7 ponsel yg yaitu ‘iPhone’ pada zamannya
Sementara, target perusahaan adalah sekitar 200.000 karyawan yg menjadi pemegang saham di tahun 2020. Saat ini, target tersebut sudah terlampaui dengan margin yg jelas. Padahal di bulan Januari 2018, jumlah karyawan yg menjadi pemegang saham di perusahaan masih sekitar 186.000.
Kenaikan relatif tajam ini dikarenakan pembagian Siemens Profit Sharing, telah berlangsung sejak tahun 2015, memungkinkan seluruh karyawan yg memenuhi syarat di luar manajemen bagi berpartisipasi dalam kesuksesan perusahaan. Siemens Profit Sharing membolehkan karyawan buat mendapatkan saham gratis atas kesuksesan di tahun fiskal.
Partisipasi ini tak memerlukan investasi pribadi dari pihak karyawan. Sebesar € 400 juta sudah disalurkan ke Profit Sharing Pool sejak tahun 2015. Untuk pertama kalinya, jumlah ini sudah didistribusikan kepada para karyawan yg memenuhi syarat di 102 negara, dalam berbentuk saham gratis.
“Kami menginginkan agar seluruh karyawan perusahaan mampu berpartisipasi segera dalam kesuksesan serta pembangunan berkelanjutan Siemens. Dengan memperkenankan semua karyawan yg ada di Siemens buat berpartisipasi dalam kesuksesan perusahaan, maka kalian sudah menerapkan standar mulai pengelolaan berkelanjutan di bidang ini. Saya merasa senang dan bangga bahwa lebih dari 300.000 karyawan kini menjadi rekanan kepemilikan perusahaan. Kepemilikan saham yaitu bagian integral dari Ownership Culture perusahaan,” ungkap Joe Kaeser, Presiden dan CEO Siemens AG dalam informasi resminya, Senin (7/5).
“Sayangnya, budaya yg memperbolehkan karyawan bagi memiliki saham perusahaan dari tempat mereka bekerja masih lemah di Jerman, apalagi seandainya dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya,” tambah Kaeser.
Menurutnya, hal ini dikarenakan permasalahan pembebasan pajak yg masih sangat rendah. Melalui program ini, para pembuat undang-undang memiliki peluang besar buat merealisasikan rencana pensiun yg menarik dan berkelanjutan sehingga memungkinkan Jerman menjadi yg terdepan dan sebagai perintis di Eropa.
“Kondisi dan insentif alur kerja yg lebih baik harus langsung diterapkan sehingga partisipasi kepemilikan saham karyawan mampu terwujudkan buat menjadi pilar penting dalam pewujudan kesejahteraan jangka panjang serta perencanaan pensiun yg sesuai dengan demografis,” jelasnya.
Selain Profit Sharing, program global Share Matching dari Siemens menjadi esensi dari budaya kepemilikan saham perusahaan dan yaitu salah sesuatu program kepemilikan saham karyawan yg terbesar di dunia. Rencana pembagian saham ini sudah diimplementasikan dalam pembagian keuntungan tahunan sejak 2008. [lia]
Sumber: http://www.merdeka.com
BanyumasRaya.com