Banyumas Raya
Jakarta, – Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) belum lama ini mengatakan surat rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo terkait pengesahan peraturan kendaraan listrik nasional. Salah satunya berisi saran agar Indonesia memiliki mobil listrik nasional.
Menanggapi surat tersebut, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo) Yohanes Nangoi membeberkan berbagai tantangan yg harus dihadapi bila ingin mewujudkan keinginan tersebut.
Mengawali penjelasannya, Nangoi menyampaikan hadirnya mobil listrik memiliki beberapa tujuan, yg pertama mengurangi emisi gas buang; dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Baca juga: KPK Ikut Kawal Program Kendaraan Listrik Nasional
Untuk yg pertama, Nangoi menyatakan upaya mengurangi emisi gas buang harus dikerjakan menyeluruh. Jadi tak cuma dari mobilnya saja, tetapi juga sumber energi yg dipakai.
Karena sumber energi mobil listrik berasal dari listrik, maka pasokan listrik yg dihasilkan juga harus berasal dari proses yg ramah lingkungan. Dalam hal ini, Nangoi menilai tidak ada artinya seandainya listrik yg dihasilkan masih mengandalkan batu bara.
“Jadi kalau sumber listriknya telah memakai bahan yg rendah emisi, itu bagus sekali. Misalnya mempergunakan tenaga angin ataupun tenaga air. Tapi kalau masih memakai batu bara, emisinya masih tinggi,” kata Nangoi di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Baca juga: Batu Bara Hilangkan Makna Mobil Listrik
Untuk poin yg kedua, Nangoi menyebut mobil listrik memakai baterai yg harus didaur ulang setelah dipakai 10-15 tahun. Proses daur ulang baterai inilah yg disebutnya belum dapat dikerjakan oleh Indonesia.
Jika baterainya tak didaur ulang dan dibuang begitu saja, maka tujuan menciptakan kendaraan yg ramah lingkungan tak mulai terpenuhi.
Nangoi menyebut baterai yg kini digunakan buat mobil listrik adalah ion litium. Sepengetahuannya, baru ada tiga negara yg dapat membuat dan mendaur ulang baterai macam ini, yakni China, Korea Selatan, dan Jepang.
Baca juga: BMW Kenalkan Garasi Canggih, Berteknologi Panel Surya
Nangoi menyebut raksasa otomotif yang berasal Amerika Serikat, General Motors bahkan masih harus bekerja sama dengan perusaahaan yang berasal Korsel, LG bagi dapat membuat baterai mobil listrik.
Hal yg sama juga dikerjakan BMW yg bekerja sama dengan Samsung. Demikian pula dengan kerja sama yg dikerjakan Toyota dan Suzuki di Jepang.
“Jadi kalau Indonesia telah dapat bikin itu, kami masuk deretan negara yg mampu daur ulang baterai. Itu luar biasa sekali,” ujar Nangoi.
Baca juga: Mercedes-Benz Bangun Pabrik Baterai di Thailand
Sumber: http://otomotif.kompas.com
BanyumasRaya.com