Banyumas Raya
Jakarta – Perusahaan pembiayaan otomotif, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance), meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi (syndicated loan) senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,1 triliun.
Pinjaman itu diberikan investor asing yg berasal dari Singapura, Taiwan, dan Jepang. Adira Finance menanggung tenor tiga tahun dengan tingkat bunga yg kompetitif.
Dalam proses penerbitan pinjaman sindikasi ini, Adira Finance menunjuk MUFG Bank, Ltd, ANZ Bank Ltd, DBS Bank Ltd, Maybank Ltd, dan United Overseas Bank Ltd, sebagai mandated lead arrangers dan bookrunners.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan bahwa fasilitas sindikasi itu mulai digunakan guna menyokong bisnis pembiayaan di Indonesia demi mencapai pertumbuhan pembiayaan bagi tahun ini
“Dengan dukungan pemeringkat credit Internasional merupakan dari Moodys dan Fitch, dimana kalian memperoleh peringkat Baa2 dan BBB (investment grade) yg yaitu rating yg sama dengan Indonesia, kita berharap mulai memperkuat posisi pasar dan tingkat kepercayaan di komunitas keuangan, sehingga kita berkesempatan buat selalu berupaya memperoleh sumber pendanaan kompetitif,” jelas Hafid dalam informasi tertulisnya.
Adira Finance melakukan diversifikasi sumber pendanaan melalui pinjaman sindikasi berbentuk mata uang asing. Kepercayaan investor kepada Adira Finance juga ditunjukkan melalui penerbitan pinjaman yg mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar tiga kali dari rencana awal.
Seperti tahun-tahun sebelumnya sejak penerbitan pinjaman sindikasi yg pertama, perusahaan mulai melakukan lindung nilai penuh (fully-hedged) ke dalam mata uang rupiah buat memitigasi risiko mata uang (currency risk) dan suku bunga (interest rate risk).
“Fasilitas pinjaman dalam mata uang asing memberikan kontribusi sebesar 30,4 persen atas total pendanaan sendiri perusahaan yg mencapai Rp22,9 triliun pada Desember 2019,” kata Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance
“Sekitar 21 persen dari pendanaan sendiri yaitu pinjaman dari bank lokal dan 48 persen berasal dari pendanaan dari pasar modal berupa obligasi dan sukuk mudharabah. Dengan keseluruhan total pinjaman tersebut, gearing ratio berada di level 2,8 kali pada FY2019,” imbuhnya.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com