Banyumas Raya
New Delhi – Apakah memegang tangan pasangan Anda menolong rasa sakit Anda mereda?
Mengutip dari zeenews, Minggu (04/03/2018), Tidak, itu bukan cinta, ini memperlihatkan mengapa hal ini terjadi dan ini ada kaitannya dengan gelombang otak Anda.
Sebuah penelitian menemukan bahwa memegang tangan pasangan Anda menolong gelombang otak menyelaraskan dan mengurangi rasa sakit. Sesuai temuan penelitian, semakin empati pasangan yg merasa nyaman merasakan kesakitan pada pasangan, semakin banyak gelombang otak mereka yg disinkronkan.
Semakin banyak gelombang otak yg disinkronkan, semakin banyak rasa sakit yg hilang.
“Kami mengembangkan banyak cara buat berkomunikasi di dunia modern dan kalian memiliki interaksi fisik yg lebih sedikit. Makalah ini menggambarkan kekuatan dan pentingnya sentuhan manusia,” kata penulis penting studi Pavel Goldstein, dari University of Colorado di Boulder.
Untuk penelitian yg dipublikasikan di jurnal Prosiding National Academy of Sciences (PNAS), periset merekrut sekelompok pasangan heteroseksual, berusia antara 23 sampai 32 tahun yg sudah bersama-sama selama setidaknya sesuatu tahun.
Para peneliti menempatkan mereka melalui dua skenario beberapa menit karena electroencephalography (EEG) caps mengukur aktivitas gelombang otak mereka. Skenario termasuk duduk bersama tak menyentuh; duduk bersama sambil berpegangan tangan, dan duduk di ruangan terpisah.
Kemudian mereka mengulangi skenario ketika wanita itu mengalami nyeri panas ringan di lengannya. Hanya berada di hadapan masing-masing, dengan atau tanpa sentuhan, dikaitkan dengan sinkronisitas gelombang otak di pita alfa mu, panjang gelombang yg terkait dengan terfokus perhatian.
Jika mereka berpegangan tangan ketika dia sakit, kopling meningkat paling banyak, kata periset. Para periset juga menemukan bahwa saat dia dalam kondisi sakit dan dia tak mampu menyentuhnya, kopling gelombang otak mereka berkurang.
“Tampaknya rasa sakit benar-benar mengganggu sinkronisasi interpersonal antara pasangan dan sentuhan yg membawanya kembali,” kata para periset.
“Anda mungkin mengungkapkan empati buat rasa sakit pasangan, tetapi tanpa sentuhan, itu mungkin tak sepenuhnya dikomunikasikan,” tambahnya.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com