Banyumas Raya
Jakarta – Sekitar 120.000 anak perempuan terancam tak mendapat vaksinasi HPV lanjutan karena adanya persoalan ketersediaan vaksin.
Kondisi ini disayangkan Ketua Satuan Tugas Imunisasi Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, Msc., PhD., Sp.A(K).
“Kalau memang vaksinasi dianggap penting, seharusnya keterlambatan ini tak terjadi,” katanya seperti yg dikutip dari siaran pers dari forum ngobras, Jakarta, Selasa, (21/01/2020).
Menurut Prof. Cissy, karena proyek percontohan ini telah masuk dalam agenda Kementrian Kesehatan seharusnya semua kendala bagi penyediaan vaksin mampu dipersiapkan jauh-jauh hari.
“Kita berharapnya keterlambatan ini jangan berlarut-larut. Kalau memang telah masuk program Kementrian Kesehatan, seharusnya ada pergantian mentri atau dirjen, programnya tetap harus jalan sesuai rencana,” tambahnya.
Proyek percontohan vakinasi HPV pertama kali di akukan di Jakarta pada 2016. Lalu pada 2018 pemerintah melanjutkannya menjadi program percontohan vaksinasi dengan menyasar para siswi kelas 5 SD dan sederajat di lima daerah merupakan Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Manado.
Seharusnya pada November kemarin, vaksinasi HPV dosis kedua dilakukan. Ini sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa vaksinasi HPV bagi anak perempuan berusia 9-13 tahun dikerjakan sebanyak beberapa kali.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com