Ini Cara Atasi Stunting Dan Diare Pada Anak

oleh -517 Dilihat

Banyumas Raya

Jakarta – Pemerintah berkomitmen buat menurunkan stunting. Salah sesuatu caranya adalah dengan menggalang kemitraan bersama Nutrition International.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018 memperlihatkan bahwa prevalensi balita underweight 17,7 persen, stunting 30.8 persen, wasting 10,2 persen dan obesitas pada balita 9 persen.

Sementara itu, prevalensi anaemia pada ibu hamil 48,9 persen dan prevalensi WUH kuran energi kronis atau KEK masih tinga, merupakan 17,3 persen. Di sisi lain, anemia pada kelompok remaja putri usia 15-24 tahun 18,4 persen (Riskesdas 2013).

Nutrition International, dalam kemitraan dengan pemerintah Indonesia, Australia (melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan/ DFAT) dan Kanada, sudah menjangkau sekitar 211.000 ibu hamil mendapatkan suplemen Tablet Tambah Darah (TTD) yg mengandung zat besi dan asam folat.

Lebih dari 720.000 balita mendapatkan beberapa kapsul Vitamin A sesuai dosis dan lebih dari 64.000 anak di bawah usia lima tahun menderita diare mendapatkan penanganan diare dengan pemberian tablet Zinc dan oralit sesuai tatalaksana, sebagai bagian dari program Micronutrient Supplementation for Reducing Mortality and Morbidity (MITRA)/ ‘Suplemen Zat Gizi Mikro buat menurunkan kematian dan kesakitan.

Program MITRA yaitu program zat gizi mikro terintegrasi yg dilaksanakan sejak Agustus 2015 di 20 kabupaten dari provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) buat meningkatkan akses ke layanan kesehatan buat ibu hamil dan ibu atau pengasuh balita.

Hasil penting proses pelaksanaan dan praktik baik dari program MITRA ini, disampaikan kepada perwakilan pemerintah Indonesia dan pejabat dari Kementerian Kesehatan serta Kementerian yang lain yg terkait, Bappenas, para mitra pembangunan, akademisi, organisasi profesi tingkat nasional dan media.

Sebagai bagian dari program MITRA, Nutrition International mendukung pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten bagi memperkuat komitmen terhadap program suplementasi zat gizi mikro dengan meningkatkan alokasi sumber daya bagi pengadaan, pengelolaan, dan implementasi program-program tersebut.

Program ini juga berfokus pada peningkatan akses ke layanan kesehatan dan membangun kesadaran tentang pencegahan stunting khususnya pencegahan kekurangan gizi mikro melalui Strategi Intervensi Perubahan Perilaku.

“Kami menghargai dukungan Nutrition International dalam memperkuat program suplementasi zat gizi mikro dan meningkatkan manajemen program di tingkat provinsi dan kabupaten serta dua praktik baik juga sudah diadopsi di tingkat provinsi dan kabupaten di luar wilayah dampingan program. Kita pahami bersama upaya penguatan zat gizi mikro yaitu bagian dari kegiatan spesifik bagi menurunkan stunting. Kami ingin mendiskusikan cara meningkatkan kegiatan inovatif ini ke kabupaten lain, terutama bagi kabupaten dengan prevalensi stunting yg tinggi,” kata Dr. Kirana Pritasari, MQIH, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Selasa, (14/01/2020).

Program MITRA sudah memamerkan pendekatan yg efektif buat meningkatkan pelaksanaan program integrasi zat gizi mikro dengan hasil yg signifikan pada berbagai aspek, termasuk menghitung perkiraan kebutuhan, penganggaran, dan pengadaan zat gizi mikro; strategi yg digunakan oleh staf Puskesmas (atau pusat layanan kesehatan masyarakat yang lain seperti Poskesdes dan Pustu) mampu memberikan konseling kepada pengasuh balita buat memberikan oralit dan zinc daripada memberikan antibiotik buat mengobati diare pada balita; serta meningkatkan advokasi bagi mempengaruhi pemerintah kabupaten dalam menyediakan anggaran yg memadai buat intervensi zat gizi mikro.

“Kita tahu nutrisi bukan cuma dasar dari kesehatan yg baik, itu adalah fondasi buat masa depan yg lebih baik. Bekerja di Indonesia selama lebih dari sesuatu dekade, kalian memahami tantangan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan sudah merancang berbagai intervensi,” kata Dr. Sri Kusyuniati, Country Director, Nutrition International.

Selain menjangkau masyarakat rentan dengan peluang gizi dan kesehatan yg lebih baik, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan dukungan Nutrition International juga sudah melatih lebih dari 700 tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan masyarakat, pengelola program dan penanggung jawab program dari dinas kesehatan tingkat provinsi, kabupaten dan Puskesmas tentang keterampilan melakukan perencanaan program, pemantauan, pelaporan dan konseling.

Sekitar 425 Puskesmas di 20 kabupaten menerima materi strategj intervensi perubahan perilaku seperti keterampilan konseling dan promosi pesan kesehatan yg terkait dengan pencegahan anemia pada ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan manajemen diare pada balita.

Nutrition International juga sudah menjembatani kesenjangan dalam rantai pasokan TTD, tablet zinc, oralit, dan kapsul vitamin A dengan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Pencegahan dan pengurangan stunting adalah prioritas kesehatan masyarakat bagi Indonesia.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.