Hipertensi Mengancam Anda, Ayo Deteksi Mandiri

oleh -436 Dilihat

Banyumas Raya

Jakarta – Siang itu, Anto, seorang asisten manager yg berkantor di bilangan Jalan Sudirman, Jakarta merasa lemas, dan pusing kepala. Padahal, pekerjaannya di sebuah lembaga keuangan itu, mengharuskannya fokus ketika bekerja. Badannya pun sempat seperti melayang. “Kenapa badan aku kok jadi begini hari ini?” begitu pertanyaan dalam hatinya.

Dia pun mengingat-ingat, apakah ini karena semalam kurang tidur atau gara-gara asupan yg dia makan, sejak kemarin dan pagi tadi? Temannya pun menganjurkan mendatangi klinik atau langsung pulang. “Coba kamu ke klinik cek darah, cek tensi juga,” sarannya. Ia pun mengikuti saran temannya, izin pulang tidak lupa mampir ke klinik. Benar saja, pria berumur 35 itu tensinya 170/105 mmHg, jauh dari level normal 120/80 mmHg. Dokter pun menyarankan buat menjalani pola hidup sehat dan tidak jarang mengontrol tekanan darahnya.

Anto pun segera ingat di rumah sebenarnya milik alat tensimeter. Alat merek OMRON itu sebelumnya punya ayahnya yg meninggal dunia 2011 silam. Ayahnya memang mengidap hipertensi dan di masa tuanya rajin memeriksa tekanan darahnya secara mandiri. Beberapa kali Anto sempat memakai alat itu, walaupun layar LCD-nya telah buram dan agak sulit terbaca, namun masih berfungsi dengan baik. “Kenapa aku nggak kadang cek tekanan darah ya, kan milik tensimeter di rumah,” gumamnya. Dengan cara itu ia dapat tahu lebih awal seandainya tekanan darahnya sedang tinggi dan mampu cepat mengatasinya.

Sering pusing kepala, seperti yg dirasakan Anto, hanyalah sebagian dari gejala tekanan darah tinggi. Banyak gejala yang lain yg dirasakan seperti sesak nafas pada bagian dada, kadang mimisan, gangguan penglihatan, ada bercak darah pada urin, dan banyak lagi. Apa yg dialami para penderita hipertensi mampu berbeda. Hanya hasil pemeriksaan dokter yg mampu memastikannya.

Karena gejala yg berbeda buat setiap orang bahkan penderitanya sendiri kadang tidak terasa mengalami penyakit ini, hipertensi menjadi momok menakutkan. Ahli jantung di Nano Health Associates di Florida, Adam Spalver, MD pernah mengatakan, cuma karena tak terlihat, tak berarti itu tak ada di sana. Kalangan medis rame-rame menyebut penyakit ini sebagai silent killer, pembunuh diam-diam.

Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan RI (2018), prevalensi hipertensi adalah sebesar 34,1% dari populasi usia dewasa dan menjadi penyebab penting gagal ginjal. Ketua Umum InaSH dr Tunggul D Situmorang, Sp.PD-KGH menyebut, hipertensi yaitu penyebab kematian (mortality) dan kesakitan (morbidity) terbanyak di segala dunia baik di negara yg sedang berkembang maupun di negara yg telah maju.

Salah sesuatu upaya pertama dan efektif mencegah penyakit ini adalah memahami gejala penyakit ini. Pencegahan secara mandiri, akan dari menjalani pola hidup sehat, hingga langsung memeriksakan diri seandainya terjadi gejala, menjadi sebuah keniscayaan. Jangan sampai pula penyakit ini kemudian dibiarkan dan mengakibatkan komplikasi yg parah buat penderitanya. Ketika darah memberi tekanan terlalu besar pada sistem kardiovaskular, dinding pembuluh darah serta otot jantung mampu rusak dan menyebabkan serangan jantung. Komplikasi lainnya termasuk gagal ginjal dan stroke.

Karena itu, sangat tepat apa yg dikerjakan OMRON Healthcare Indonesia, produsen terdepan di segmen alat tensimeter digital dan Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) yg gencar mengkampanyekan Ceramah alias Cek Tekanan Darah di Rumah yg sudah diluncurkan sejak tahun dulu sebagai upaya menurunkan prevelansi hipertensi yg masih tinggi. Apalagi sifat penyakit ini datangnya tidak mampu diprediksi, bahkan serangan jantung dan stroke lebih kadang terjadi di rumah.

Dalam sebuah acara, Managing Director PT OMRON Healthcare Indonesia Yoshiaki Nishiyabu, mengatakan, mengingat cepatnya hipertensi meluas di kalangan masyarakat Indonesia, deteksi awal dan pemantauan secara berkelanjutan sangatlah penting. Jika tak dirawat dan dipantau dengan baik, hipertensi mampu menyebabkan komplikasi kesehatan yg mengancam nyawa.

Menurutnya, masyarakat dari segala kelompok umur perlu disadarkan bahaya hipertensi dan cara pencegahannya, termasuk pemeriksaan tekanan darah sendiri di rumah. “OMRON selalu berkomitmen menolong mewujudkan masyarakat sehat dengan nol masalah serangan jantung, stroke, dan lainnya. Masyarakat tak ditentukan oleh usianya, namun keinginannya buat hidup lebih sehat dan lebih lama. Melalui inisiatif Zero Event, OMRON secara global menjalin kerja sama dengan pihak-pihak dengan tujuan sama,” katanya.

OMRON mendukung InaSH dalam menyebarkan pesan-pesan mengenai bahaya hipertensi dan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala di rumah sebagai Out of Office Blood Pressure. Pemeriksaan tekanan darah secara teratur di rumah terbukti sukses memantau hipertensi, efek pengobatan, mendeteksi hipertensi yg belum terlihat, gejala yg sulit dikenali serta tetap membuat dokter dapat mengawasi hasil pantauan.

Dr dr Yuda Turana, Sp.S, Anggota Dewan Pembina InaSH menyampaikan, riset yg dikerjakan InaSH menunjukkan, 63% pasien hipertensi mengonsumsi obat anti hipertensi tanpa pemantauan. Ini juga menunjukkan, sebagian besar pasien tak melakukan cek tekanan darah secara teratur dan mandiri di rumahnya.

Jadi, rajin-rajinlah mengecek tekanan darah Anda di rumah sebelum atau sesudah beraktivitas sebagai upaya deteksi dini mandiri di samping tentunya selalu menjalani pola hidup sehat. Tentunya dengan menyediakan tensimeter yg akurat di rumah. Sehingga apa yg dialami Anto tidak terjadi pada Anda. [mdr]
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.