Banyumas Raya
San Francisco – Samsung masih menduduki posisi teratas bagi penjualan smartphone selama kuartal ketiga (Q3) 2019, demikian menurut data dari Counterpoint Research.
Mengutip Phone Arena, buat periode Juli hingga September 2019, Samsung mengirimkan 78,2 juta unit, naik 2,5 persen dari 76,3 juta unit smartphone yg dikirimkan selama kuartal kedua tahun ini.
Untuk pengiriman tahun-ke-tahun, pertumbuhan Samsung mencapai 8,4 persen. Perusahaan teknologi yang berasal Korea Selatan itu mengirimkan 72,3 juta unit smartphone selama kuartal yg sama tahun lalu.
Pangsa pasar Samsung tetap pada 21 persen, seperti yg terjadi sepanjang tahun 2019. Selama kuartal yg sama tahun lalu, Samsung pun memiliki pangsa pasar 19 persen.
Raksasa teknologi Korea Selatan ini juga sukses dengan seri mid-range mereka, yakni Galaxy A, yg berfokus pada fotografi dan daya tahan baterai yg lama.
Sementara itu, meski ditolak masuk di pasar AS, Huawei masih berhasil mengirim 66,8 juta unit smartphone pada Q3 2019. Angka tersebut yaitu kenaikan 28,5 persen tahun-ke-tahun, dan 18 persen lebih tinggi dari jumlah perangkat yg dikirimkan selama kuartal kedua tahun ini.
Huawei memiliki pangsa pasar 18 persen smartphone global, naik empat poin prersentase dari tahun lalu.
Bisnis Huawei secara global kemungkinan terpengaruh oleh kebijakan AS yg melarang ponsel terbaru Huawei mengunduh aplikasi Android punya Google, seperti Maps, Search dan Play Store.
Huawei Mate 30 dan Mate X keduanya memiliki versi open-source dari Android yg telah diinstal sebelumnya. Namun, pasar China menolong perusahaan meningkatkan pengiriman ponsel di negara tersebut sebesar 66 persen selama Q3. Di China, pangsa pasar Huawei pada Q3 2019 adalah 42 persen.
Adapun posisi ketiga selama Q3 2019 ditempati oleh Apple dengan jumlah pengiriman sebanyak 44,8 juta iPhone, turun 4,5 persen dari 46,9 juta perangkat yg dikirimkan selama kuartal yg sama tahun lalu.
Apple akan mengirimkan iPhone terbaru selama Q3 2019, sehingga tak ada alasan bagi dibandingkan dengan Q2 2019. Pangsa pasar iPhone 12 persen, sama dengan pangsa pasar Apple pada Q3 2018.
Sementara itu, OPPO dan Xiaomi masing-masing berada di posisi keempat dan kelima pada Q3 2019.
OPPO mengirim sebanyak 32,3 juta unit dari Juli hingga September 2019. Angka tersebut menurun seandainya dibandingkan dengan 33,9 juta unit smartphone yg dikirimkan selama kuartal yg sama tahun lalu.
Pangsa pasar OPPO secara global berfluktuasi antara 8 persen dan 9 persen, dan kini berada pada 9 persen, sama seperti tahun lalu.
Ketika kuartal mulai langsung berakhir, OPPO merilis sekuel Reno, yg hadir dengan kamera depan pop-up, yg memungkinkan Reno menampilkan rasio layar-ke-bodi hampir 88 persen.
Xiaomi, dengan pangsa pasar 8 persen secara global, dikenal dengan harganya yg terjangkau di pasar berkembang, seperti India.
Mereka sudah mengirim 31,7 juta unit smartphone dari Juli hingga September, turun 4,8 persen dari 33,3 juta yg dikirimkan selama periode yg sama pada 2018. Angka tersebut juga sedikit menurun dari 32,3 juta yg dikirimkan selama kuartal sebelumnya.
Pabrikan China lainnya menyumbang 8 persen dari pasar smartphone global selama Q3 adalah Vivo. Angka tersebut sama dengan pangsa pasar Vivo selama kuartal ketiga tahun lalu, dan kuartal kedua tahun ini.
Vivo memperlihatkan pertumbuhan, baik secara tahunan maupun keuntungan, yakni masing-masing 2,6 persen dan 1,6 persen. Secara keseluruhan, Vivo mengirim 31,3 juta perangkat pada kuartal tersebut.
Terakhir, produsen yang berasal China, Realme, memiliki pertumbuhan yg kuat selama Q3 2019, meski masih memiliki angka yg kecil.
Realme tercatat mengirimkan 10,2 juta unit smartphone selama Q3 2019, naik lebih dari tujuh kali lipat, dari 1,2 juta yg dikirimkan selama Q3 tahun lalu.
Angka tersebut juga meningkat dari yg dikirimkan, sebanyak 10 juta perangkat, yg dikirimkan selama Q2 2019. Realme juga sudah meningkatkan pangsa pasar tiga kali lipat, dari 1 persen selama Q2 2019, menjadi 3 persen pada akhir Q3 2019.
Secara keseluruhan, sebanyak 84,7 juta perangkat dikirimkan selama kuartal ketiga. Jumlah tersebut adalah penurunan besar, yakni sebanyak 25 juta atau 22,8 persen, dari tahun-ke-tahun.
Dengan operator memperluas layanan 5G mereka, mulai lebih banyak konsumen yg diharapkan beralih ke 5G tahun depan, sehingga mereka perlu membeli ponsel yg kompatibel dengan jaringan 5G.
Ericsson memperkirakan mulai ada 2,6 miliar pelanggan seluler 5G di semua dunia pada 2025.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com