Banyumas Raya
San Francisco – Motorola ingin mengembalikan masa kejayaan ponsel lipat Razr di masa kini, tentu dengan desain yg dirombak total bagi Razr versi 2019.
“Ponsel ini mulai memberikan kesadaran publik yg lebih besar terhadap merk (Motorola), terutama di pasar-pasar penting seperti Amerika Utara,” kata COO Lenovo, Gianfranco Lanci, dikutip dari laman Bloomberg, Jumat.
Lenovo pada 2014 dahulu membeli Motorola dari Google. Merk tersebut pernah menjadi ponsel yg terpopuler, termasuk di Indonesia, lewat ponsel lipat model clamshell Razr, yg pertama kali keluar pada 2004.
Motorola Razr keluaran 2019 masih mengusung model ikonik mereka, ponsel yg mampu dilipat, namun, dengan layar sentuh seperti ponsel masa kini. Razr, yg berukuran 6,2 inci, masih menggunakan model clamshell atau yg juga kadang disebut flip, ponsel dilipat secara horizontal.
Seperti ponsel flip zaman dulu, pengguna juga mampu membuka ponsel bagi mengangkat telepon. Desain yg dipakai Razr berbeda dengan ponsel lipat modern yg lipatannya mirip saat membuka-tutup buku.
Motorola Razr berjalan dengan sistem operasi Android 9 Pie dan memakai baterai yg kecil, cuma 2.510mAh.
Jika dibandingkan dengan kompetitor ponsel lipat keluaran Samsung atau Huawei, spesifikasi Razr cukup rendah, mereka memakai chip Snapdragon 710 dan tak ada versi yg mendukung 5G.
Jika ditilik dari segi harga, dengan spesifikasi tersebut, harga Motorola Razr lebih terjangkau dibandingkan kompetitor ponsel lipat, cuma 1.499 dolar AS, atau sekitar Rp21 juta.
Dikutip dari laman resmi Motorola bagi Razr, performa ponsel ini didukung RAM 6GB dan kapasitas internal 128GB.
Untuk fotografi, Motorola cuma membekali Razr dengan kamera tunggal 16Mp di belakang dan kamera swafoto 5MP.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com