Banyumas Raya
Jakarta – Resmi meluncur pada akhir bulan lalu, Fujifilm akhirnya memboyong kamera mirrorless terbarunya X-Pro3 ke Indonesia.
Fujifilm X-Pro3 yaitu penerus dari Fujifilm X-Pro2 yg rilis pada Maret 2018 lalu. Meski sama-sama mengusung tampilan retro, namun Fujifilm X-Pro3 hadir dengan dua perubahan desain radikal dibandingkan pendahulunya.
“Kami tak pernah berhenti menciptakan inovasi yg melebihi ekspektasi publik serta meningkatkan pengalaman para fotografer dalam merasakan kemurnian fotografi di setiap bidikan gambar yg diambil melalui teknologi lanjutan hybrid viewfinder,” ujar Noriyuki Kawakubo, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia, dalam informasi tertulisnya.
Baca juga: Mirip Kamera Analog Retro, Fujifilm X-Pro3 Rilis
Dikemas dalam bodi titanium buat bagian eksterior, Fujifilm X-Pro3 memakai sensor 26,1MP ‘X-TransTM2 CMOS 4’ dan mesin pemrosesan gambar ‘X-Processor 4’, yg pertama kali digunakan di Fujifilm X-T3, kemudian Fujifilm X-T30.
Dengan memakai kombinasi tersebut, disertai firmware baru, AF phase detection bekerja dengan pencahayaan -6EV, yg berarti kamera bisa bekerja dalam kondisi yg hampir gelap.
Hybrid Viewfinder lanjutan yg terdapat dalam X-Pro3 memakai panel EL organik beresolusi tinggi 3,69 juta titik.
Fujifilm X-Pro3 juga menghadirkan CLASSIC Neg Film Simulation yg mensimulasikan film warna negatif yg biasanya digunakan bagi foto sehari-hari.
Kamera ini juga dilengkapi berbagai aksesoris opsional seperti BLC-XPRO3 leather case dan MHG-XPRO3 hand grip.
BLC-XPRO3 leather case menunjukkan desain klasik X-Pro3 yg elegan sambil melindungi tubuh kamera. Sedangkan MHG-XPRO3 hand grip meningkatkan handling kamera, terutama ketika memakai lensa aperture yg lebih besar.
Di Indonesia, Fujifilm X-Pro3 ditawarkan dengan harga Rp27,999 juta buat varian bodi berwarna hitam. Sedangkan varian dengan bodi berlapis coating DuraTect yg lebih tangguh, dibanderol Rp30,999 juta dengan pilihan warna hitam dan silver.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com
