CILACAP – Merespons kasus penusukan terhadap dua orang santri di Prawirotaman, Yogyakarta, yang diduga dilakukan oleh sekelompok pemuda di bawah pengaruh minuman keras (miras), puluhan kiai dan santri se-Kabupaten Cilacap mengeluarkan maklumat berisi penolakan peredaran miras di wilayah Kabupaten Cilacap.
Selain menolak peredaran miras, para tokoh agama tersebut juga menolak judi online dan togel yang kian marak di Cilacap. Adapun penolakan terhadap pasangan sesama jenis atau LGBT yang saat ini ramai di sosial media dan dianggap meresahkan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, sebanyak 99 kiai dan santri dari sejumlah wilayah, kompak menyuarakan penolakan tersebut melalui deklarasi yang dilakukan di sela-sela silahturahmi yang digelar di Pondok Pesantren Al-Fiel di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan pada Minggu (3/11/2024) siang.
“Melalui maklumat yang kami keluarkan disertai deklarasi ini, mudah-mudahan bisa memicu serta membuka hati, pikiran dan menyadarkan orang-orang yang nanti melihat melalui video atau media yang kami sebar luaskan,” ujar Kiai Muhammad Wahidin, tokoh agama asal Kecamatan Gandrungmangu saat ditemui.
Selain itu, kata Wahidin, sebagai upaya mengajak masyarakat untuk ikut serta menyuarakan penolakan tersebut. Hal ini lantaran sudah dianggap meresahkan dan menjadi musuh untuk dilawan bersama.
“Ini sudah terpapar sampai kemana-mana, kan tidak menutup kemungkinan bisa sampai ke Cilacap. Dan bahayanya lagi apabila sampai terindikasi kepada oknum aparat dan pejabat,” paparnya.
Ia menyebut peredaran miras maupun judi online dan togel kian marak di Cilacap saat ini. Tidak hanya di wilayah perkotaan saja, namun juga ke pelosok-pelosok desa. Oleh sebab itu, para tokoh agama sepakat untuk menyuarakan penolakan baik terhadap miras maupun judi online dan togel sebagai bentuk upaya penegakkan Amar ma’ruf nahi munkar. Termasuk LGBT.
“Kami melihat sudah semakin parah. Kalau yang berbentuk minuman keras sudah sampai ke desa-desa. Termasuk di daerah kami juga ada. Kemudian judi online dan togel juga tetangga kami ada yang terkena,” ungkap Wahidin.
Selanjutnya, terkait pasangan sesama jenis atau LGBT, Wahidin menyebut saat ini tengah ramai. “Banyak sekali postingan-postingan LGBT dari anak-anak milenial meskipun sampai sekarang belum secara terang-terangan, tapi sudah mulai ada, ini kan cukup bahaya dan meresahkan,” jelasnya.
Menurut Wahidin, negara akan seperti apa nantinya apabila hal-hal tersebut dibiarkan begitu saja. “Maka saya nyatakan ketiga ini adalah musuh kita bersama,” tegasnya.
“Dan kami 99 kiai dan santri dengan tegas menolak dan tidak mentolelir serta menyatakan tiga hal tersebut musuh bersama yang sangat membahayakan bangsa, negara dan agama. Terutama pada generasi kita ke depan,” imbuhnya.
Melalui seruan penolakan yang dilakukan para tokoh agama tersebut, diharapkan Cilacap ke depan menjadi lebih baik. “Sekali lagi, ini untuk kebaikan Amar ma’ruf nahi munkar dan tujuannya untuk keselamatan bangsa dan generasi kita,” kata Wahidin.
Pihaknya mengimbau dalam hal ini aparat penegak hukum (APH) di Cilacap untuk mengambil tindakan tegas dan memproses secara hukum para pelaku miras, judi online, togel maupun LGBT.
“Dan kami juga mengajak masyarakat untuk waspada kemungkinan kepemimpinan Cilacap disusupi oleh kelompok yang membawa misi bandar miras, judi online, togel maupun LGBT,” pungkas Wahidin. (*)