Cilacap – Pengurus DPC Demokrat Kabupaten Cilacap menolak kongres luar biasa ( KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Cilacap Sudiarto mengatakan, penetapan Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai ketua umum versi KLB dinilai sengaja membuat gaduh situasi politik negara.
“DPC Demokrat memandang beliau yang terhormat, Kepala KSP Moeldoko harusnya paham Covid-19 belum selesai, tidak mengedepankan politik kekuasaan,” jelasnya usai Rakorda di Hotel Grand Candi Semarang, Minggu, (7/3/2021).
Pihaknya kecewa terhadap hasil keputusan KLB karena dianggap tidak sesuai dengan AD ART Partai Demokrat.
“Beliau paham tentang hukum dan AD/ART partai, tapi ini mereka sengaja membuat kegaduhan di situasi negara dan pemerintahan, beliau sebagai TNI harusnya mempertimbangkan stabilitas lebih penting daripada kekuasaan politik,” katanya disambut sorak sorai para Ketua DPC lainnya yang hadir dalam Rakorda.
Dalam hasil Rakorda tersebut, DPD dan DPC Partai Demokrat Jateng sepakat menolak hasil keputusan KLB.
Sembari mengepalkan tangan, seluruh kader pengurus yang hadir dalam Rakorda di ruangan tersebut turut meneriakkan yel-yel.
“Lawan, lawan, lawan Moeldoko, lawan Moeldoko sekarang juga,” teriaknya.
Sementara itu, Ketua DPD Demokrat Jateng, Rinto Subekti menambahkan, pelaksanan KLB di Deli Serdang itu merupakan Gerakan Pengambil Alihan Kepemipinan Partai Demokrat (GPK-PD ) yang harus dilawan.
“Semua oknum yang ada di KLB Deli Serdang, kami Demokrat Jateng menganggap mereka bukan kawan kami, kami siap berhadapan dengan mereka. Termasuk dengan yang bersangkutan (Moeldoko),” katanya.
Bahkan, seluruh kader pengurus bersedia mundur dari kepengurusan Partai Demokrat Jawa Tengah.
“Apabila tidak ada keluarga Yudhoyono dalam Partai Demokrat maka saya akan keluar dari Partai Demokrat. Semua teman-teman di 35 kabupaten/kota juga sama,” ucapnya.
Seluruh kader tetap loyal di bawah komando Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).