BANJARNEGARA – Pande besi tradisional di Kabupaten Banjarnegara ikut ketiban berkah menjelang Hari Raya Idul Adha. Mereka kebanjiran order pembuatan golok atau pisau sebagai alat menyembelih hewan kurban.
“Sejak satu pekan terakhir, pesanan golok terus mengalami peningkatan,” kata pemilik kerajinan pembuatan golok tradisional, Pono, Sabtu (2/7/2022).
Warga Desa Binorong, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara ini menyebut, proses pembuatan golok dilakukan secara tradisional. Diawali dengan pemilihan bahan besi baja.
Pono menggunakan bahan baja lempeng limbah dari per mobil yang dibeli dari toko baja bekas. Baja yang sudah dipotong, selanjutnya dimasukkan ke dalam bara api dengan menggunakan pompa manual tradisional.
Baja selanjutnya dipipihkan dengan cara ditempa menggunakan mesin. Untuk membuat satu golok, dibutuhkan waktu dua jam.
Permintaan golok saat ini meningkat hingga 100 persen dibanding hari biasa. Jika sebelumnya rata-rata 12 golok per hari, saat ini mencapai 50 golok per hari.
Golok dijual mulai Rp20.000 hingga Rp75.000, tergantung besar kecilnya ukuran dan bahan yang digunakan. Setiap musim Idul Adha, ia bisa mengantongi keuntungan hingga Rp10 juta.