Banyumas Raya
Google merencanakan bakal membuka pusat riset artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Accra, Ghana, Afrika. Rencana ini yaitu rangkaian investasi baru yg dikerjakan raksasa internet ini di Afrika. Hal tersebut seperti yg dilaporkan Business Insider dan CNBC, Jumat (15/6).
- Tolak kerja sama dengan Pentagon, belasan karyawan Google mundur
- Pemerintah targetkan aturan pajak Google cs keluar kuartal I-2018
- Google telah cantumkan Yerusalem ibu kota Israel
- Google ditengarai bayar tunggakan pajak hari ini
- Nama jalan tidak senonoh muncul di google maps Bekasi
- Google maps telah kembalikan nama Jalan Dewi Sartika di Bekasi
Nantinya, pusat riset kecerdasan buatan punya Google ini mulai fokus terhadap penelitian pada bidang kesehatan, pertanian, dan pendidikan.
“Kami berkomitmen buat berkolaborasi dengan kampus, pusat penelitian serta bekerja dengan regulator setempat tentang potensi penggunaan AI di Afrika,” jelas pihak Google.
Pusat riset AI di Ghana itu, direncanakan mulai beroperasi pada akhir tahun 2018 ini. Namun, pihaknya belum memberikan rincian mengenai jumlah staf lokal yg mulai diperbantukan nantinya.
Sebelumnya, CEO Google Sundar Pichai sudah berjanji di tahun dahulu ketika dirinya berkunjung ke Lagos, Nigeria. Ia menyampaikan bahwa mulai meningkatkan investasinya di benua tersebut.
Pada ketika itu, Pichai juga mengumumkan investasi baru di-startup Afrika sebagai bagian dari Accelerator Launchpad perusahaan di Afrika. Perusahaan juga launching versi khusus YouTube yg dibuat bagi pengguna dengan koneksi internet yg rendah.
Meskipun investasi ini kali pertama di Afrika, namun perusahaan tersebut sudah memiliki kantor di benua itu selama sesuatu dekade terakhir. Di sana, Google mengklaim telah mengoperasikan program pelatihan keterampilan digital yg diyakini pada akhirnya mampu bermanfaat buat 10 juta orang Afrika.
Perlu diketahui bahwa Accra bukanlah kota di salah sesuatu negara di benua Afrika yg ditunjuk sebagai pusat riset teknologi. Namun, ada dua kota yang lain yg juga ditunjuk serupa. Misalnya saja, Ibukota Ethiopia, Addis Ababa dan Ibukota Rwanda, Kigali, juga dipercaya buat menjadi kota pengembangan teknologi.
Sementara itu, Kenya sudah dipilih oleh pelopor Microsoft, Bill Gates buat tempat perintis inovasi platform pembayaran digital M-Pesa.
Di sisi lain, dipilihnya Afrika kemungkinan juga karena PBB berharap dalam 30 tahun ke mendatang, mengharapkan Afrika menjadi rumah untuk 25 persen dari 9 miliar penduduk dunia. [faz]
Sumber: http://www.merdeka.com
BanyumasRaya.com