Indonesia mendorong negara-negara lain menyusul langkah politik Irlandia, Spanyol, dan Norwegia. Ketiga negara Eropa itu telah mengakui negara Palestina.
Dilansir akun X resmi Kemlu RI, Selasa (28/5/2024), Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, bertemu dengan Menlu Norwegia, Irlandia, dan Spanyol di Brussels, Belgia, pada Minggu (26/5) dan Senin (27/5) kemarin.
“Indonesia menyambut baik keputusan Irlandia, Spanyol, dan Norwegia untuk mengakui Negara Palestina,” kata Kemlu RI.
Sebagaimana diketahui, belum semua negara di dunia ini mengakui eksistensi negara Palestina. Palestina sedang ditindas oleh Israel. Perhatian dunia kini tengah tertuju ke kondisi kemanusiaan di Palestina, khususnya Jalur Gaza. Konflik Israel versus Palestina masih berlangsung.
Penyelesaian konflik dinilai bisa terwujud lewat solusi dua negara, yakni ada negara Palestina dan ada negara Israel. Kini Irlandia, Spanyol, dan Norwegia menjadi negara terbaru yang mengakui Palestina.
“Pengakuan tersebut memiliki arti penting untuk mewujudkan solusi dua negara,” kata Kemlu RI.
“Indonesia mendorong negara lain untuk mengakui Negara Palestina,” kata Kemlu RI.
Sebelumnya, Perdana Menteri Irlandia Simon Harris pada Rabu (22/5) pekan lalu mengatakan bahwa Iralndia akan mengakui negara Palestina. Dia berbicara dalam pernyataan bersama.
“Hari ini Irlandia, Norwegia dan Spanyol mengumumkan bahwa kami mengakui negara Palestina,” kata Harris. “Ini adalah hari bersejarah dan penting bagi Irlandia dan Palestina,” imbuhnya, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (22/5).
Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store juga mengadakan konferensi pers pada Rabu pukul 08.30 pagi waktu setempat untuk mengumumkan hal yang sama. Dia mengumumkan negaranya akan memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pada 28 Mei mendatang, atau pekan depan.
“Dengan mengakui negara Palestina, Norwegia mendukung rencana perdamaian Arab,” tegasnya.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, pada saat itu mengatakan negaranya akan mengakui negara Palestina pada tanggal 28 Mei waktu setempat. Dia mengatakan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menempatkan solusi dua negara dalam bahaya dengan kebijakannya yang menghancurkan Jalur Gaza.
(dnu/imk)