Alasan Menkominfo Layangkan SP Kedua Ke Facebook

oleh -520 Dilihat

Banyumas Raya

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan kembali perihal Surat Peringatan tertulis Kedua (SP II) kepada Facebook. SP II tersebut dikeluarkan lantaran pemerintah menemukan adanya aplikasi yg serupa Cambridge Analytica (CA) yakni CubeYou dan AgregateIQ.

“Makanya, kemarin kalian keluarkan SP tambahan. Karena justru kalian mengenali ada aplikasi yg mirip itu. Mereka juga kan katanya lagi melakukan audit cuma aku belum tahu kapan selesai auditnya,” jelasnya ketika ditemui awak media di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Rabu (11/4).

Sebagaimana diketahui, Facebook tengah melakukan audit internal terkait persoalan ini. Audit yg dimaksudkan itu adalah melakukan pengecekan aplikasi dari pihak ketiga yg bekerja sama dengan media sosial besutan Mark Zuckerberg.

Menkominfo sendiri tak memberikan informasi pasti sampai kapan batas waktu dari SP II ini. Hanya saja, posisi pemerintah ketika ini menunggu penjelasan melalui surat balasan dari Facebook terkait SP yg ditingkatkan tersebut.

“Tungguin aja lah. Peraturan Kemkominfo, sanksi dimulai dari teguran lisan, yg aku telah tegur sendiri, sekitar 3 pekan lalu. Kemudian, peringatan tertulis. Setelah itu nantinya pemutusan pengoperasian sementara,” ungkap dia.

Asal muasal kebocoran masif data Facebook ini diungkap oleh Christopher Wylie, mantan kepala riset Cambridge Analytica, pada koran Inggris, The Guardian, Maret 2018 lalu. Menggunakan aplikasi survei kepribadian yg dikembangkan Global Science Research (GSR) punya peneliti Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan, data pribadi puluhan juta pengguna Facebook berhasil dikumpulkan dengan kedok riset akademis.

Data itulah yg secara ilegal dijual pada Cambridge Analytica dan kemudian digunakan buat mendesain iklan politik yg bisa mempengaruhi emosi pemilih. Konsultan politik ini bahkan menyebarkan isu, kabar palsu dan hoaks bagi mempengaruhi pilihan politik warga. Induk perusahaan Cambridge Analytica yakni Strategic Communication Laboratories Group (SCL) telah malang melintang mempengaruhi pemilihan di 40 negara di semua dunia, termasuk Indonesia.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan siaran pers Facebook, Rabu (4/4), mereka mengakui bahwa terdapat 87 juta data yg dimungkinkan disalahgunakan oleh CA. Dari 87 juta data yg kebobolan, sebagian besar adalah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau sekitar 81,6 persen data disalahgunakan. Selain Amerika Serikat, ada dua negara termasuk Indonesia.

Indonesia masuk urutan ketiga data yg disalahgunakan. Sekitar 1,3 persen dari 87 juta. Di atas Indonesia, ada Filipina yg kemungkinan besar penyalahgunaan data pengguna dari negeri itu sekitar 1,4 persen. Selain ketiga negara itu di antaranya Inggris, Mexico, Kanada, India, Brazil, Vietnam, dan Australia. [idc]

Sumber: http://www.merdeka.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.