Banyumas Raya
Facebook sedang di tengah skandal. Namun meninggalkan Facebook dan tetap bermedia sosial rasanya juga kurang bijak, terlebih lagi, Anda pengguna Instagram.
- CEO Facebook: Kami membuat kesalahan besar
- 3 Bahaya di Facebook yg kadang dianggap remeh
- 5 Fakta mengejutkan dari kebocoran data pengguna Facebook, termasuk rugi triliunan
Benar, pasalnya, Instagram adalah jejaring sosial yg dimiliki oleh Facebook. Instagram sendiri bukan tak mungkin jadi platorm buat panen data pribadi layaknya yg Cambridge Analytica lakukan di Facebook. Pasalnya, Instagram memiliki 800 juta pengguna aktif, dan milik platform pemasaran detil. Ini adalah medium serupa yg dimanfaatkan Cambridge Analytica pasca memanen data buat mengubah pandangan politik seseorang.
Layanan di Instagram memungkinkan para pengiklan buat membangun profil terperinci buat menggambarkan target yg mereka inginkan. Mengutip Mashable, hal ini dikerjakan dengan memakai skor kategori dan subkategori berbeda, akan dari pandangan politik, tingkat pendidikan, umur, serta bahkan apakah Anda ‘trendy’ atau tidak.
Dengan memakai data ini, pengiklan bisa menarget kelompok orang tertentu di Instagram. Tergantung niatnya, pengiklan mampu memanfaatkannya buat iklan produk, atau seandainya niatannya buruk, bagi mengeksploitasi pengguna buat memilih kandidat politik tertentu.
Hal ini pun bukan belum pernah terjadi. Di momen dan peristiwa sama dengan skandal Facebook yakni Pemilu Presiden AS 2016 silam, Instagram jadi tempat di mana banyak sekali akun ‘troll’ dari Rusia yg muncul buat mempengaruhi pendapat politik seseorang. Kasus ini masih diusut namun bukti telah banyak bermunculan.
Namun hal seperti ini sangat gampang diabaikan di Instagram, yang berasal Anda jeli bagi melihat bahwa sebuah postingan di feed Anda ditandai ‘Sponsored.’ Jadi seandainya ada pos Sponsored dan itu tak cocok dengan preferensi Anda, Anda mampu segera melaporkannya. [idc]
Sumber: http://www.merdeka.com
BanyumasRaya.com
