Banyumas Raya
Jakarta – Perusahaan teknologi tentunya tidak lengkap tanpa tim Riset dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) sebagai bagian dari lahirnya sebuah inovasi.
Serangkaian uji konsisten dikerjakan para tim ahli, buat memastikan inovasi selalu hadir untuk konsumen. Semangat inilah juga ditunjukkan Vivo sebagai salah sesuatu brand smartphone global, yg memiliki sembilan pusat R&D independen di berbagai negara.
“Sejak dulu, Vivo terus memposisikan riset dan teknologi produk sebagai kekuatan pendorong penting bagi menghasilkan produk yg inovatif dan meningkatkan kemampuan teknis sehingga mampu mempersembahkan pengalaman teknologi yg baru kepada konsumen,” kata Edy Kusuma, Senior Brand Director Vivo Indonesia, dalam informasi tertulisnya kepada Kamis (30/1/2020).
Didirikan di sembilan lokasi yg tersebar di semua dunia, yakni di China (Shenzen, Dongguan, Nanjing, Beijing, Shanghai, Hangzhou), Taiwan (Taipei), Jepang (Tokyo), dan AS (San Diego), pusat R&D ini fokus dalam berbagai teknologi, termasuk komunikasi 5G, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) buat produk elektronik konsumen, desain industrial, dan teknologi pencitraan.
Berbagai inovasi hasil dari pusat R&D Vivo sebagai salah sesuatu perusahaan smartphone global dengan konsumen di semua penjuru dunia tentu saja sudah banyak dirasakan. Mulai dari Vivo X1 sebagai smartphone pertama di dunia dengan Hi-Fi quality audio chip di tahun 2012, X5 sebagai smartphone paling tipis di dunia tahun 2014, hingga vivo V15 sebagai smartphone pertama dengan 32MP Pop-Up Camera yg diluncurkan tahun 2019.
Di akhir tahun lalu, Vivo juga memperkenalkan vivo V17 Pro sebagai smartphone pertama di dunia dengan 32MP Dual Pop-Up Selfie Camera yg mendapatkan sambutan hangat dari konsumen di semua dunia, termasuk di Indonesia.
Berbagai produk inovatif yg dihasilkan dari pusat R&D Vivo juga kerap diperkenalkan di ajang kelas dunia. Prototipe APEX yg menggebrak desain smartphone dunia pertama kali dipamerkan tahun 2018 yg menampilkan revolusi desain layar serta kamera Pop-Up serta In-Display Fingerprint Scanner Authentication.
Di tahun 2019 lalu, Vivo memperkenalkan APEX 2019 yg tampil dengan desain unibody dan pembaharuan seperti teknologi Full Screen In-Display Fingerprint Authentication dan Body Soundcasting.
Untuk tahun ini, Vivo juga mulai selalu menghadirkan inovasi-inovasi terbaru yg patut ditunggu oleh konsumen.
Untuk bisa menghadirkan inovasi ke dalam produk konsumen yg bersiap digunakan, Vivo kini memiliki lima basis produksi di semua dunia, dengan distribusi di Dongguan dan Chongqing (China), Greater Noida (India), Dhaka (Bangladesh), serta Indonesia.
Mengimplementasikan proses produksi berstandar global dengan Multi-Level Testing, termasuk uji ketahanan smartphone, uji usia, dan banyak pengujian intensif yang lain melalui Quality Control Lab (QC-Lab).
Di Indonesia, Vivo sudah memiliki pusat produksi sendiri yg berlokasi di Cikupa, Banten, dan selalu melakukan ekspansi pabrik di Indonesia bagi mampu memenuhi permintaan dalam negeri.
Konsumen Indonesia juga berkontribusi sebagai landasan terpenting untuk pengembangan teknologi dan riset pasar Vivo.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com