Huawei Umumkan Juri Penghargaan Film Perdananya

oleh -433 Dilihat

Banyumas Raya

Jakarta – Dua sutradara ternama sudah diumumkan sebagai juri HUAWEI Film Award pertama di Asia Pasifik, berlangsung dari 15 Desember 2019 hingga 15 Februari 2020.

Para sutradara film terkemuka di panel dipilih berdasarkan pengalaman industri mereka dan keahlian, yg mulai mereka terapkan buat memilih pemenang HUAWEI Film Award tahun ini.

Para visioner yg terkenal ini sudah memenangkan banyak penghargaan dan pengakuan, menyentuh para penonton di segala negeri dengan seni dan kreativitas mereka.

Menerapkan mata mereka yg tajam buat sinematografi, para juri ini mulai mampu mengidentifikasi dan membina bakat-bakat pemula sambil memberikan panduan buat para pembuat film muda dan pembuat konten bagi menyadari potensi mereka yg sebenarnya.

Bergabung dengan panel juri tahun ini adalah:

– Angga Dwimas Sasongko

Memulai karirnya saat berusia 19 tahun, Angga sudah menciptakan puluhan video komersial TV, ratusan video musik, sesuatu film dokumenter fitur, dan sejumlah film fitur.

Ia mendirikan Visinema Pictures, sebuah perusahaan produksi film pemenang penghargaan yg berbasis di Jakarta.

Film keduanya, ‘Hari Untuk Amanda’ dinominasikan dalam Piala Citra 2010 buat 8 kategori, termasuk Sutradara Terbaik.

Dengan filmnya ‘Cahaya dari Timur: Beta Maluku’, ia menjadi produser termuda yg memenangkan Piala Citra buat Film Terbaik di Festival Film Indonesia.

Film lainnya ‘Surat Dari Praha’ menjadi entri resmi Indonesia buat Kategori Best Foreign Language Movie di Academy Award pada 2016. Duologi ‘Filosofi Kopi’ dan ‘Filosofi Kopi 2: Ben & Jody’ memiliki penonton setia sendiri.

Angga juga salah sesuatu sutradara film lokal pertama yg berkolaborasi dengan Fox International Production buat ‘Wiro Sableng’ pada tahun 2018.

Film terbarunya, ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ ketika ini sedang diputar bioskop dan mendapat banyak respon positif di pekan pertama pemutarannya.

Menggunakan Huawei Mate 30 Pro sebagai kamera utamanya, Angga menyutradarai proyek film pendeknya yg berjudul ‘Menanti Keajaiban’, bercerita tentang beberapa teman Hana dan Rio, yg bekerja sama bagi menulis kisah cinta Kinan dan Karin.

Pasangan itu secara kebetulan bertemu dan jatuh cinta. Ketika film itu ditulis ulang, ingatan Karin selalu kembali ke pertama kalinya dia bertemu Kinan, tapi tak mengingat siapa dia, sementara Kinan terus mengingatnya dan menolak buat berpisah.

Ketika mereka menyadari ada ‘pihak ketiga’ yg mengendalikan nasib mereka, Kinan coba menemukan cara bagi lebih dekat dengan Tuhan, sehingga ia dan Karin mampu tetap bersama selamanya.

Dalam prosesnya pembuatannya, Angga mengaku mendapat banyak dukungan, terutama perihal kerja sama antar kru film yg dimilikinya.

Angga dan kru memastikan bahwa setiap tugas yg dikerjakan selama proses pembuatan film ini dipegang oleh tangan profesional, misalnya pada ketika proses pengambilan gambar, proses editing maupun penyempuraannya.

Pengalaman dan juga ide-ide kreatif yg dimiliki oleh Angga selama 19 tahun karirnya di dunia perfilman, menghasilkan alur cerita dan sinematografi yg sangat menarik buat menjadi salah sesuatu acuan untuk para produser muda yg ingin berkarir didunia perfilman Indonesia.

Untuk melihat trailer film pendek Menanti Keajaiban, silahkan mengunjungi tautan berikut ini.

– Teuku Adifitrian alias Tompi

Bekerja secara profesional sebagai dokter yg berspesialisasi dalam operasi plastik, Tompi awalnya dikenal sebagai penyanyi jazz dengan sembilan album.

Mengikuti kreativitasnya, ia juga sangat aktif dalam kegiatan fotografi. Selama dua tahun terakhir, minatnya dalam pembuatan film semakin kuat, dan ia mengambil kesempatan bagi menyutradarai film berjudul ‘Pretty Boys’, yg mendapatkan respons positif dari penonton lokal.

Dalam kemitraan dengan Huawei, Tompi memakai Huawei Mate 30 Pro buat menyutradarai proyek terbarunya, yg yaitu video musik putrinya, Ayesha.

Video ini bagi single terbaru Ayesha berjudul ‘It Starts From Home’ yg mulai memamerkan aktivitas hariannya dengan teman dan saudara kandungnya, seperti bermain, berlari, dan berenang bersama.

Kedua panel juri ini mengakui bahwa Huawei Mate 30 Pro dengan teknologi Cine Camera, 256x Ultra-Slow-Motion Video, 3D-Depth Sensing Camera, dan juga teknologi stabilisasi kamera, membuat keduanya percaya bahwa industri perfilman smartphone di Indonesia mulai semakin berkembang di kemudian hari.

Tentunya, ketika ditemui pada acara Huawei Film Award bersama dengan LSPR minggu lalu, Angga dan Tompi mengaku bangga mampu diberikan kesempatan bagi berbagi ilmu dan pengalaman mereka dalam dunia perfilman, terutama pengalaman mereka ketika memakai teknologi Huawei Mate 30 Pro ketika proses pembuatan film pendek dan video musik mereka.

“Kami senang sekali bisa bekerja sama dengan Angga dan Tompi dalam penghargaan HUAWEI Film Awards perdana ini, dan kedua sutradara tersebut bersedia membagi ilmu serta tipsnya kepada para kreator konten dan sutradara muda di Indonesia,” kata Lo Khing Seng, Deputy Country Director, Huawei CBG Indonesia.

“Dengan kejelian dan jiwa kreatif yg dimiliki Angga dan Tompi, kita berharap mampu menemukan bakat baru dan nantinya ikut memajukan dunia perfilman di Indonesia, khususnya smartphone filmmaking,” imbuhnya.

HUAWEI Film Awards sekarang menerima kiriman dari pembuat film dan pembuat konten di segala wilayah, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Inisiatif ini bertujuan buat meningkatkan kolaborasi talenta dan berbagi keahlian dalam industri film independen, sambil memetakan pintu masuk buat talenta ke dunia pembuatan film ponsel pintar.

Dengan kategori seperti Film Terbaik APAC, Sutradara Terbaik APAC, Sinematografi Terbaik APAC, Aktor Terbaik APAC (Pria atau Wanita), dan Film Terbaik Tingkat Negara; HUAWEI Film Awards mulai mendukung pencapaian spesifik dari sutradara lokal yg mulai tiba dan mempresentasikan karya mereka pada platform profesional.

Pemenang kategori Film Terbaik APAC mulai pergi ke Bangkok dengan hadiah penting US$20.000. Semua biaya perjalanan ke Bangkok juga ditanggung. Pemenang dari seluruh kategori mulai menerima piala dan sertifikat. Pemenang Film Tingkat Negara Terbaik di Indonesia juga mulai mendapatkan hadiah smartphone HUAWEI Mate 30 Pro.

Video yg diikutsertakan harus difilmkan sepenuhnya dengan smartphone Huawei buat video formulir pendek, mengikuti tema Empower Your Possibilities. Peserta yg naskahnya sudah dipilih mulai dialokasikan hibah produksi dalam tiga tahap.

HUAWEI Film Awards sekarang terbuka bagi entri – seluruh pembuat film dan pembuat konten smartphone yg masih pemula memiliki waktu hingga pukul 12.00 WIB pada tanggal 25 Februari 2020 bagi mengirimkan entri film pendek mereka yg lengkap ke https://consumer.huawei.com/id/campaign/penghargaan film/.

Pemenang HUAWEI Film Awards mulai diumumkan pada 6 Maret 2020.

Informasi lebih lanjut mengenai HUAWEI Film Awards termasuk syarat dan ketentuan dan cara berpartisipasi, segera saja kunjungi situs web resmi HUAWEI Film Awards di https://consumer.huawei.com/id/campaign/film-awards/.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.