Banyumas Raya
Taipei – Nama HTC hampir tidak terdengar lagi. Gaung vendor smartphone atas Taiwan ini kian tertutup oleh para produsen ponsel pintar yang berasal China yg semakin tidak terbendung.
Setelah merilis smartphone seri U19e pada Juni lalu, HTC belum lagi mengeluarkan handset yang masuk kategori segmen menengah atas. Tapi kini, kabarnya mereka berencana buat kembali merilis ponsel segmen premium.
Rencana tersebut diutarakan oleh CEO HTC Yves Maitres. Menurut dia, ponsel premium ini mulai dipasarkan di negara-negara yg memiliki angka GDP (produk domestik bruto) tinggi.
“HTC sudah berhenti berinovasi dalam perangkat keras smartphone. Apple, Samsung, dan Huawei mampu berinvestasi dengan baik pada hardware, tetapi kita tidak, karena kalian berinvestasi pada inovasi Virtual Reality,” kata Maitres, seperti dilansir Android Authority.
Dia menambahkan bahwa HTC belum berencana bagi sepenuhnya berhenti dari industri ponsel pintar. Meski demikian, Maitres tak memberikan penjelasan secara rinci tentang strategi yg diambil, buat akan kembali memproduksi ponsel premium.
Saat ini, HTC membukukan kerugian selama lima kuartal berturut-turut. Pada kuartal kedua (Q2) 2019 pun brand Taiwan ini masih tercatat mengalami kerugian finansial.
Bisnis smartphone HTC tercatat akan memburuk sejak 2011 lalu. Ketika itu, HTC masih berstatus sebagai vendor ponsel terbesar di AS, mengalahkan Samsung dan Apple.
Namun, bangkitnya vendor-vendor yang berasal China seperti Huawei dan ZTE, serta meningkatnya persaingan antara Apple dan Samsung membuat HTC harus ‘bertekuk lutut’ pada 2012.
Pada tahun 2018, Google mengambil alih sebanyak 2.000 insinyur dan staff dari HTC buat merancang dan membuat ponsel Pixel. Sejak ketika itu pula, HTC akan coba launching ponsel yg fokus kepada blockchain.
Namun, dengan semua jenis strategi yg diterapkan, termasuk dengan menjual brand HTC kepada InOne, angka penjualan smartphone HTC tetap merosot. Bahkan brand ini tak masuk dalam 10 besar vendor dengan pangsa pasar terbesar di dunia.
“HTC melakukan kesalahan dalam hal pengaturan waktu. Ini adalah kesalahan yg sulit buat dibayar, tapi kalian masih memiliki begitu banyak aset dalam buat berinovasi, tim dan neraca, sehingga aku merasa kalian sedang pulih dari kesalahan ini,” pungkas Maitres. [ikh]
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com