Banyumas Raya
Oregon – Dua mahasiswa yang berasal China yg kuliah di Oregon, AS, terancam hukuman penjara karena diduga menipu Apple dengan menukarkan iPhone palsu dengan iPhone asli.
Pihak berwajib menyebutkan bahwa beberapa mahasiswa ini memakai skema penipuan yg memungkinkan mereka buat menukar iPhone palsu dengan mengklaim ponsel itu rusak dan membawanya ke toko Apple buat ditukar dengan ponsel baru.
Pada awal 2017, beberapa pria ini diduga sudah menyelundupkan ribuan iPhone palsu ke AS dari China. Mereka dulu membawa iPhone palsu itu ke Apple buat diperbaiki atau diganti, dengan mengklaim bahwa ponsel itu tak mampu menyala.
Yangyang Zhou, yg sudah menyelesaikan studinya di Oregon State University, diduga menjadi penyelundup iPhone palsu ke AS dan menyelundupkan iPhone asli ke China
Sementara rekannya Quan Jiang, yg yaitu mahasiswa teknik di Linn Benton Community College, yaitu teman sekamar Zhou. Dialah yg membawa iPhone palsu ke toko Apple atau menelepon customer service.
Setelah Apple menukar iPhone palsu dengan yg asli, mereka kemudian mengirimkannya kepada ibunya Jiang di China buat dijual. Sang ibu dahulu mulai mengirimkan uang itu ke akun yg digunakan oleh Jiang di AS.
Menurut dokumen resmi, baik Jiang dan Zhou mengklaim bahwa mereka tak tahu bahwa iPhone yg mereka tukar adalah palsu. Namun, keduanya tetap ditangkap.
Zhou, yg dituduh pada 2018, kini dimonitor dengan GPS. Dia dituduh melakukan ekspor secara ilegal, sementara Jiang dituduh atas penjualan produk palsu dan penipuan.
Seorang agen Homeland Security menjelaskan, skema penipuan ini dapat berjalan lancar karena staf toko Apple tak dapat memverifikasi keaslian iPhone yg hendak ditukar karena ponsel itu tak mampu dinyalakan. Namun, Apple tetap harus mengganti iPhone itu dengan garansi. Dan ini dapat dikerjakan karena Apple tak meminta bukti pembelian.
Jiang diduga sudah mengklaim garansi sebanyak 3.069 kali dan Apple mengganti iPhone yg dia klaim sebanyak 1.439 kali. Ketika itu, iPhone dihargai US$600 per unit. Diperkirakan, kerugian yg Apple alami mencapai hampir US$900 ribu.
Sumber: http://teknologi.inilah.com
BanyumasRaya.com