Mewarnai Jadi Media Terapi Pulihkan Trauma

oleh -204 Dilihat

Banyumas Raya

Jakarta – Seni mewarnai dapat dijadikan sebagai terapi memiliki kelebihannya tersendiri.Seperti apa?

Sebenarnya penggunaan seni sebagai media terapi telah akan berkembang sejak tahun 1930-an di mancanegara. Penggunaannya cukup kadang tampil pada penanganan perkara trauma.

“Seseorang yg pernah mengalami peristiwa traumatik kadang kali merasa terguncang jiwanya bahkan jauh setelah peristiwa buruk berlalu,” kata pelopor Rumah Amalia, Muhammad Agus Syafii, Jakarta, baru-baru ini.

Masih menurutnya, pada masalah trauma, tidak jarang kali sangat sulit bagi menceritakan rincian pengalaman traumatiknya.

Ketika bercerita, seseorang menjadi mengingat kembali pengalamannya, dan merasakan seolah pengalaman itu terulang kembali.

Penghindaran atau rasa ingin cepat-cepat kabur dari sesi terapi kadang terjadi karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan dirinya. Rasa ngeri, takut, cemas bercampur aduk sehingga menghambat proses terapi.

“Saat terapi dengan media seni mewarnai sedang berlangsung, seseorang diminta bagi menuangkan pikiran, ingatan, emosi, dan apapun yg sedang dirasakannya ke dalam sebuah terapi seni mewarnai (umumnya melibatkan perlengkapan seperti kertas sebagai alas, cat, pensil warna, krayon sebagai alat gambar),” tambahnya.

Pada ketika anak berproses membuat sebuah terapi seni mewarnai dengan penuh kebebasan berekspresi dan juga bebas dari penilaian bagus atau jeleknya karya itu, maka pada ketika itulah ia sedang merefleksikan dirinya.

“Keseruan memakai seni mewarnai dalam proses terapi sesungguhkan yaitu senjata ampuh saat terapis berhadapan dengan anak-anak, namun seiring berjalannya waktu, ternyata bukan cuma anak yg menikmati seni mewarnai sebagai media terapi, tapi orang dewasa juga merasakan manfaatnya,” paparnya. (tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.