Kelompok demonstran di Israel bertindak kelewatan. Mereka memblokir bantuan untuk warga Jalur Gaza yang tengah dirundung tentara Zionis. MI instan bermerek asal Indonesia ikut diacak-acak dan diinjak-injak.
Dilansir BBC, Rabu (15/4/2024), peristiwa pengadangan dan perusakan bantuan kemanusiaan itu terjadi di pos pemeriksaan Tarqumiya, di barat Hebron, selatan Tepi Barat.
Ada video yang merekam peristiwa ini yakni dari pengacara kemanusiaan asal Israel, Sapir Sluzker Amran. Dari video yang turut ditayangkan BBC itu, turut terlihat kardus-kardus mi instan diinjak-injak oleh massa pemrotes.
Tumpukan boks-boks kardus mie instan itu berhamburan di pos pemeriksaan Tarqumiya. Boks-boks kardus mie instan itu jatuh dari truk yang berhenti di situ.
Massa yang merusak mie instan itu terlihat mengenakan kaus biasa, bukan seragam. Di antara mereka, ada yang membawa bendera Israel. Kebanyakan massa ini adalah pria, dan terlihat ada yang masih berusia muda. Sebagian pria mengenakan kipah, semacam kopiah Yahudi.
BBC melaporkan ada tujuh truk bantuan yang dirusak oleh demonstran Israel ini. Bahan makanan untuk Gaza telah mereka rusak dan berkarung-karung gandum mereka rusak. Mereka melemparkan bantuan ke jalanan setempat.
Kecaman ke Israel
Kecaman ke Israel dari negara sahabatnya yang paling setia, Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam tidak terima dengan tindakan demonstran itu.
Dilansir BBC, Rabu (15/5/2024), Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan perilaku demonstran “sepenuhnya dan jelas-jelas tidak bisa diterima” dan Gedung Putih menyampaikan kekhawatiran terhadap “tingkat tertinggi pemerintahan Israel.”
“Sangat disayangkan ada orang yang menyerang dan menjarah konvoi ini,” kata Jake Sullivan, dilansir Aljazeera. Empat massa pemrotes itu ditangkap aparat setempat. Empat orang itu termasuk satu orang anak di bawah umur.
Bantuan kemanusiaan termasuk pangan sangat diperlukan warga Gaza yang telah diserang Israel sejak Oktober tahun lalu. Program Pangan Dunia PBB telah memperingatkan bahwa warga Palestina di Gaza utara sedang mengalami “kelaparan besar-besaran”. Sementara di wilayah selatan, tempat sebagian besar warga Palestina mencari perlindungan, situasi kemanusiaan semakin memburuk.
palestina mencari perlindungan, situasi kemanusiaan semakin memburuk. Sudah puluhan ribu orang (Hamas menyebut 35 ribu) yang menjadi korban jiwa serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Kepolisian Israel telah melucurkan penyelidikan terhadap massa aktivis sayap kanan yang mencegat bantuan itu. Mereka mencakup remaja dan pemuda israel. Mereka diduga melakukan “gangguan ketertiban umum”.
Berdasarkan berita BBC yang mengutip media Israel, kelompok aktivis Tzav 9 bertanggung jawab mengorganisir protes tersebut.
Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia berada di pos pemeriksaan pada hari Senin karena dia mendengar truk bantuan sedang dalam perjalanan ke tangan Hamas.
Hana Giat, 33, mengatakan “tidak ada makanan yang boleh masuk ke Gaza” sampai sandera Israel dikembalikan “dalam keadaan sehat dan hidup”.
Dilansir The New Arab, 27 Januari 2024, Tzav 9 sudah memblokade bantuan kemanusiaan untuk Gaza sejak Januari itu. Jadi, mereka memang dikenal kerap memblokade bantuan untuk Gaza.
Istilah ‘tsav’ dalam bahasa Ibrani (bahasanya orang Yahudi) adalah ‘perintah’ atau ‘order’ dalam bahasa Inggris. Mereka menamai kelompoknya sebagai ‘Tsav 9’ karena mencontoh ‘Tsav 8’ atau Perintah ke-8 yang diterbitkan pemerintah Israel untuk pasukan cadangan yang diminta memobilisasi diri setelah peristiwa 7 Oktober 2023.
Publik menilai Tsav 9 adalah kelompok sayap kanan jauh (far-right) di Israel. Sebenarnya, Tsav 9 ini mengaku tidak pertisan. Meski demikian, retorika mereka hampir sama saja dengan kelompok sayap kanan jauh Israel ketika berbicara soal bantuan untuk Gaza.
Anggota Tsav 9 juga banyak yang berasal dari kelompok keluarga sandera dari sayap kanan jauh yakni Tikva Forum. Tikva Forum menentang segala bentuk negosiasi dan kesepakatan terkait sandera dengan Hamas.
Retorika mereka sama dengan sayap kanan jauh Israel, Partai Kekuatan Yahudi (Jewish Power) dan pemimpinnya, Itamar Ben-Gvir, yang menentang negosiasi soal sandera. Itamar Ben-Gvir punya pendirian yang fasis, bahkan berniat mengorbankan para sandera demi “kebaikan negara”.