Motor Wajib Kena Ganjil Genap Demi Tekan Polusi Jakarta

oleh -287 Dilihat

Banyumas Raya

JAKARTA, – Komite Penghapusan Bensin Bertimbal ( KPBB) telah melakukan riset terkait pencemaran atau polusi udara. Salah sesuatu kesimpulannya, adalah sepeda motor yaitu penyumbang polutan tertinggi dibanding kendaraan lainnya.

Sehingga, adalah salah sasaran seandainya kebijakan perluasan ganjil genap di DKI Jakarta mengecualikan sepeda moto, demi menekan polusi udara.

Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif KPBB, menjelaskan, angka polutan tertinggi berasal dari motor dengan persentase 44,53 persen, bus 21,43 persen, mobil pribadi 16,11 persen, dan sisanya dari bajaj. Menurutnya, pemerintah masih setengah hati dalam menekan pencemaran atau polusi udara di Jakarta.

Proporsi Sumber EmisiKPBB Proporsi Sumber Emisi

“Jika ganjil genap ingin efektif, jangan ada diskriminatif antara roda beberapa dengan roda empat, dua-duanya diterapkan saja,” ujar Puput, di sela-sela diskusi dengan tema “Pengendalian Pencemaran Udara Terganjal Kualitas BBM” di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Baca juga: 20 Juta Unit Kendaraan Beredar di Jakarta, Polusi Makin Tinggi

Menurutnya, pemerintah belum tegas dalam memperbaiki kualitas udara di Jakarta. KPBB sendiri telah memberikan usulan agar motor dikenakan ganjil genap dan kawasannya menyeluruh di Jakarta.

“Tidak usah khawatir, karena sekarang masyarakat telah tahu bahwa ada persoalan besar dengan pencemaran udara kita,” kata Puput.

Selain itu, KPBB juga mendesak Gubernur DKI Jakarta buat melarang peredaran bahan bakar berkualitas rendah. Sebab, bahan bakar dengan kualitas rendah atau oktan rendah juga menyumbang polutan.

Baca juga: Tekan Polusi, BPTJ Dorong Penggunaan Bus Listrik

SPBU /Stanly SPBU

“Pencemaran udara yg semakin meningkat di DKI Jakarta, maka gubernur harus melakukan langkah yg sesegera mungkin bagi mengendalikan pencemaran udara, antara yang lain melarang penggunaan bahan bakar yg tak ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut mulai memicu tingginya emisi dari kendaraan bermotor,” ujar Puput.

Bahan bakar berkualitas rendah yg dimaksud adalah Premium, Pertalite, Solar 48, dan Solar Dexlite. Bahan bakar tersebut juga tak sesuai dengan kebutuhan mesin teknologi kendaraan bermotor sekarang ini.

Sumber: http://otomotif.kompas.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.