Upaya Anies Selamatkan Pajak DKI Dari Uang ‘haram’ Usaha Hiburan

oleh -231 Dilihat

Banyumas Raya

Sejak masa kampanye di Pilgub DKI Jakarta, Anies Baswedan, menolak keras tempat hiburan menyimpang. Dia bersiap menertibkan segala tempat hiburan yg kedapatan menjalankan bisnis esek-esek dan narkoba.

BERITA TERKAIT
  • Demi hidupkan UMKM, M Taufik sebut warga boleh buka warung di pemukiman
  • Agar becak legal, Pemprov DKI didesak langsung revisi Perda larangan becak
  • Gerindra DKI percaya Anies konsisten tutup diskotek jadi sarang narkoba

Bukan isapan jempol belaka. Anies sudah membuktikan. Di awal menjadi gubernur DKI Jakarta, Anies menutup hotel dan spa Alexis yg terletak di kawasan Jakarta Utara karena terendus praktik pornografi. Selang dua bulan kemudian, Diskotek Diamond di Jakarta Barat juga ditutup Anies karena kedapatan melakukan transaksi narkoba.

“Kita ingin uang halal. Kita ingin dari kerja halal. (Pajak dari usaha prostitusi) Enggak berkah,” tegas Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (31/10).

“Akal sehat nih, apakah karena pemasukan yg banyak pelanggaran dibiarkan? Saya menyelamatkan yg tidak ternilai, harga diri, nilai sebuah ketertiban,” sambung Anies.

Belakangan diisikan, karaoke 4Play yg juga sesuatu dengan gedung Alexis disebut-sebut melakukan bisnis menyimpang. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengaku sudah mendapatkan keterangan itu dari anak buahnya di Dinas Pariwisata.

“Ini yg tadi dilaporkan juga oleh Bu Tinia dan kami mulai tegas, kalau ada pelanggaran lagi kalian mulai berikan teguran dan surat peringatan dan kalian mulai ikuti proses,” kata Sandiaga di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (1/2) lalu.

Saat ini temuan itu sedang didalami. Jika benar melakukan pelanggaran, Sandi memastikan mulai menindak.

Soal pelanggaran tempat hiburan di Jakarta, Badan Narkotika Nasional (BNN) DKI juga mengatakan data mengejutkan. Sebanyak 36 tempat hiburan di Ibu Kota diketahui menjadi lokasi transaksi narkoba.

“Ya betul masih diselidiki. Karena rata-rata pengakuannya dari luar. Kalau dari dalam telah salah besar. Kadang manajemen tak mengakui, tetapi orang bawanya dari luar kemudian mereka happy-happy di dalam, makainya di luar,” jelas Kepala Bidang Pemberantasan BNN DKI Maria Sorlury ketika dihubungi, Kamis (23/2).

Data ini mulai dicocokkan dengan yg dimiliki Pemprov DKI. Jika benar ditemukan barang bukti narkoba, BNN DKI mulai memerintahkan langsung ditutup.

“Masa DKI enggak milik (data), Kita sesuaikan dengan data kami. Kita harus betul-betul sehingga tak merugikan pengusaha tempat hiburan,” jelasnya.

“Kami kan tinggal terima perintah aja. Kalau gulung tikar ya gulung tikar. Tutup ya tutup. Kalau memang telah terbukti, barang masih di luar bawa masuk ke dalam ini susah kalian menjeratnya. Masalahnya ada di mana,” sambung dia.

Gubernur Anies menyambut baik data yg disampaikan BNN DKI. Dia mulai menemui Kepala BNN, Budi Waseso.

“Saya berencana menemui beliau. Kita bersiap mengeksekusi apapun pelanggaran, eksekusi sanksi. Intinya adalah kalau ada pelanggaran, jangan harap mulai dibiarkan, ” tegas Anies.

Sebagai bentuk keseriusan memerangi narkoba, Anies bahkan tidak takut kehilangan pajak bernilai besar dari usaha tempat hiburan. Sebab dia yakin, DKI masih milik pendapat yg lebih baik dari sektor lainnya.

“Bagi kami sama sekali enggak ada hambatan jangan pernah merasa bahwa penutupan itu menurunkan pendapatan, tidak. Kenapa? Karena kami milik sumber lain, jadi kalian tak khawatir soal itu, ” jelas Anies. [bal]

Sumber: http://www.merdeka.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.