Vape Kurangi Dampak Buruk Orang Mati Karena Rokok

oleh -144 Dilihat

Banyumas Raya

INILAH.COM, Jakarta – Kebiasan merokok susah dihentikan karena candu dari nikotin yg dihasilkan dari pembakaran tembakau. Namun sebuah studi di Selandia Baru menyebut seandainya vape (rokok elektrik) mampu menolong menghentikan kebiasaan merokok.

Studi tersebut menyebutkan cara lebih efektif bila digunakan dengan terapi berbasis nikotin lain, seperti patch dan permen. Para peneliti dari Lancet Respiratory Medicine mempublikasikan temuan tersebut pada 10 September 2019.

Profesor dan peneliti penting Universitas Auckland, Dr Natalie Walker, menyampaikan penelitian tersebut melibatkan 1.124 peserta. 40 persen di antaranya diidentifikasi sebagai Maori (sebutan untuk penduduk asli New Zealand).

“Survei Kesehatan NZ pada 2017/2018 menemukan lebih banyak wanita Maori merokok setiap hari dibandingkan dengan pria Maori. Jadi sangat menggembirakan melihat begitu banyak wanita Maori terlibat dalam percobaan dalam upaya bagi berhenti merokok,” kata Walker melalui informasi tertulis.

Secara teknis, studi tersebut mengukur siapa yg bebas merokok selama enam bulan. Orang yg memakai patch bersama dengan rokok elektrik bernikotin cenderung tak merokok dalam periode penelitian dibanding mereka yg memakai patch dan rokok elektrik non-nikotin. Walker menyampaikan vaping (istilah ketika memakai vape) adalah alat pengurangan dampak buruk buat menolong orang meninggal karena merokok.

“Vaping lebih tak berbahaya daripada merokok,” terusnya.

Terkait masalah kematian dan penyakit akut akibat vape di Amerika Serikat (AS), menurut Walker, bukan disebabkan oleh perangkat atau vapenya. Melainkan karena satu yg tak semestinya dimasukkan ke dalam rokok elektrik.

“Karena itu utama bahwa vapers tak membeli e-liquid dari pasar gelap. Hanya membeli dari pengecer terkemuka,” sarannya.

Faktanya, kata dia, sebanyak 5 ribu orang meninggal karena penyakit yg berhubungan dengan merokok di NZ. “Sepengetahuan kami, tak ada seorang pun di NZ yg meninggal akibat vaping,” ucapnya.

Para peneliti membagi peserta menjadi tiga kelompok sebelum secara acak memutuskan metode khusus. Mulai dari vape mengandung nikotin sampai tanpa nikotin. Para peserta survei diminta bagi memakai produk vape beberapa pekan sebelum berhenti dan kemudian melanjutkan selama 12 minggu.

Orang-orang yg memakai produk vape nikotin lebih cenderung cepat meninggalkan rokok selama enam bulan, antara 7 dan 17 persen. Berbanding dengan vape bebas nikotin, antara 4 dan 10 persen. Studi baru di NZ itu yaitu kali pertama menguji efektivitas dan keamanan penggunaan rokok elektrik nikotin dengan patch nikotin sebagai terapi kombinasi bagi penggantian nikotin.

“Nikotin adalah apa yg membuat orang menginginkan rokok. Namun, tar dan sekitar 4 ribu bahan kimia berbahaya lainnya dalam asap tembakau yg menyebabkan kanker, penyakit jantung, persoalan paru-paru dan penyakit yang lain yg berhubungan dengan merokok,” terang Walker.

Di Selandia Baru, sekitar sesuatu dari delapan (13 persen) orang dewasa berusia 15 tahun ke atas merokok tembakau setiap hari. Dr George Laking, yg juga ikut dalam penelitian ini, menyampaikan metode penelitiannya adalah uji mencoba acak terbesar di dunia penggunaan rokok elektrik yg melibatkan masyarakat adat. [adc]
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.