Banyumas Raya
Jakarta – Luasnya daerah di Indonesia, menjadikan akses pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi sebuah hal yg menantang.
Dr. H. Yusra M.Pd, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) mengatakan, ketika ini terdapat 74.954 desa di semua Indonesia.
Sebagian besar desa berada di dalam wilayah geografis yg sulit, khususnya desa-desa di daerah tertinggal, sehingga upaya penetrasi infrastruktur dan akses layanan kesehatan cukup menantang.
Meski begitu, Kementerian Desa PDTT berupaya buat mengintervensi AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka Kematian Bayi) dan stunting bekerja sama dengan pemain industri teleHealth seperti Sehati Group.
“teleHealth menjadi salah sesuatu strategi kita dalam mengatasi hambatan geografis dan menjangkau ibu hamil yg berada di desa maupun daerah tertinggal,” kata Yusra, Jakarta, Senin, (16/12/2019).
dr. H. Deden Bonni Koswara, MM., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mengatakan, dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu memakai Sehati TeleCTG sebagai salah sesuatu upaya intervensi AKI, AKB dan stunting di wilayah Indramayu.
“Melalui layanan kesehatan maternal ini, para bidan terbantu dalam mendeteksi faktor risiko ibu hamil, serta melakukan intervensi tepat sasaran sehingga bisa dikelola dengan baik. Sehati TeleCTG sudah menolong 126 bidan, 892 ibu hamil, dan mendeteksi 167 ibu hamil berisiko,” papar Deden.
Penggunaan aplikasi Sehati TeleCTG di Kabupaten Indramayu ikut berperan dalam penurunan AKI dan AKB yg cukup signifikan, merupakan AKI yg pada 2018 sebanyak 61 jiwa, menurun menjadi 34 jiwa pada 2019. Sedangkan AKB yg semula 242 jiwa pada 2018, menurun menjadi 215 jiwa pada 2019.
Mariana A. Sailana, S.Tr. Keb., Pengelola KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang juga sudah memakai solusi Sehati TeleCTG di 14 puskesmas sejak Desember 2018.
“Dengan teknologi Sehati TeleCTG, sebanyak 47 bidan berhasil memeriksa 1.471 ibu hamil, dan mendeteksi 991 ibu hamil berisiko. Kami juga berhasil menurunkan AKI dari sebelumnya 8 jiwa menjadi 5 jiwa. Faktor risiko kehamilan yg umumnya kita deteksi adalah anemia, kehamilan terlalu dekat, serotinus, kurangnya nutrisi ibu dan usia terlalu tua,” ujar Mariana.
Solusi Sehati TeleCTG memiliki dua fungsi, merupakan panduan lengkap mingguan kehamilan; deteksi faktor risiko tinggi; perhitungan kontraksi dan tendangan bayi; interpretasi hasil pemeriksaan dan konsultasi segera dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan; serta penyediaan data realtime yg menolong stakeholder dalam membuat keputusan, kebijakan, dan proyeksi lebih jelas.
Selain di dalam negeri, Sehati Group juga memberikan solusi kesehatan maternal buat backbone jaringan 5G di 4 negara berkembang, merupakan Columbia, Peru, Chili, dan Argentina. Kerja sama dengan Columbia mulai dikerjakan pada Februari 2020 bagi pemenuhan solusi Sehati TeleCTG di 3.000 desa.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com