Banyumas Raya
Jakarta – Tes HIV bagi Ibu hamil sangat penting. Hal ini bagi meminimalisir terjadinya penularan HIV dari Ibu hamil kepada anak.
Ketika Ibu telah terlanjur hamil tetapi belum mengetahui status kesehatannya, maka biasanya mulai dikerjakan pemeriksaan atau tes. Tes HIV umumnya mulai dibarengi dengan tes kesehatan infeksi lain, seperti hepatitis dan sifilis.
Melalui tes ini, apabila ditemukan Ibu mengidap HIV, dokter mampu langsung mengambil tindakan atas terapi pengobatannya.
Tujuan penggunaan obat ARV selama kehamilan ini juga berlaku buat proses melahirkan. Meski penularan virus HIV mampu terjadi melalui cairan vagina, hal ini tidak berarti Ibu dengan HIV positif tak dapat melahirkan dengan cara normal.
“Ibu dengan keadaan positif HIV masih dapat melahirkan secara normal dengan syarat proses persalinannya berjalan normal tanpa komplikasi, misalnya ketuban tak pecah sebelum waktunya atau lebih dari 4 jam,” kata dr. Ivanna Theresa Setijanto, Sp.OG dari Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, Senin, (02/12/2019).
Seperti yg dikutip dari siaran pers GueSehat, ketuban yg pecah dari 4 jam ini mampu meningkatkan risiko transmisi virusnya karena ada kontak dengan darah sang Ibu, dengan jalan lahir, dan cairan vagina ibu,” kata dr. Ivanna.
Selain itu, guna memastikan bayi tak terinfeksi, dokter juga biasanya mulai memberikan obat ARV berupa puyer. Pemberian obat ini berlaku pada seluruh proses melahirkan, normal ataupun caesar.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com