Ternyata, Pemanis Buatan Pun Picu Diabetes

oleh -172 Dilihat

Banyumas Raya

Konsumsi gula berlebih menjadi salah sesuatu gaya hidup orang zaman sekarang yg mendatangkan berbagai penyakit serius. Salah satunya adalah diabetes.

BERITA TERKAIT
  • Tak terus manis, kebanyakan gula mampu datangkan 8 bahaya ini
  • Revitalisasi bekas pabrik Gula Colomadu tetap berlangsung meskipun digugat Mangkunegara
  • BUMN harap pabrik gula di NTT penuhi kebutuhan gula nasional

Sebagian orang yg memiliki kadar gula darah berlebih beralih memakai pemanis buatan non-kalori yg luas diiklankan sebagai pemanis mencegah diabetes.

Ternyata, konsumsi pemanis buatan itu bukanlah solusi yg tepat.

Dilansir dari Tech Times, Selasa (24/4/2018), sebuah studi memamerkan pemanis buatan pengganti gula, seperti aspartam dan asesulfam bisa menimbulkan persoalan kesehatan terkait konsumsi gula berlebih, serta makanan dan minuman manis.

Salah seorang peneliti dari Medical College of Wisconsin dan Marquette University, Brian Hoffmann mengungkapkan setelah dirinya bersama rekan peneliti memberi makan pemanis buatan pada tikus selama tiga minggu, sampel darah hewan tersebut memperlihatkan perubahan konsentrasi lemak, asam amino, dan biokimia yg signifikan.

Jika dikonsumsi terus-menerus, pemanis ini justru mampu menimbun lemak di tubuh, yg kemudian menyebabkan diabetes dan obesitas. Kadar gula dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi buat membakar lemak menjadi otot.

Namun demikian, saat masuk ke tubuh, pemanis buatan tak bisa menjalani fungsi yg sama dengan gula. Artinya, saat mengonsumsi pemanis ini, tubuh tak mendapatkan energi bagi membakar lemak tersebut. Akibatnya, tubuh menjadi kelebihan lemak, yg menyebabkan obesitas.

Hubungan diabetes dan obesitas

Penelitian yg dikerjakan oleh Hoffmann dan rekannya memperlihatkan pemanis buatan non-kalori mengubah cara tubuh mendapatkan energi dan memproses lemak. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan pemanis rendah kalori yg justru meningkatkan masalah diabetes dan obesitas.

“Dalam studi kami, gula dan pemanis buatan sama-sama memiliki efek negatif terkait diabetes dan obesitas. Namun, keduanya memiliki mekanisme yg berbeda sesuatu dengan yg lain,” ujar Hoffmann, mengutip dari Tech Times.


Ilustrasi gula pasir Shutterstock

Temuan tersebut mengungkapkan asesulfam pada pemanis buatan non-kalori terakumulasi dalam darah. Konsentrasi senyawa yg lebih tinggi mampu menimbulkan efek berbahaya pada sel-sel yg melapisi pembuluh darah.

Hoffmann menegaskan, konsumsi pemanis buatan terlalu banyak bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, yg kemudian berkembang menjadi diabetes dan obesitas.

Reporter:Aretyo Jevon Perdana

Sumber: Liputan6.com [ita]

Sumber: http://www.merdeka.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.