Banyumas Raya
Jakarta – Penyakit stroke menjadi salah sesuatu ancaman kematian di Indonesia.
Menurut dr. Nani H. Widodo, So.M, MARS, Kasubdit Pelayanan Medik dan Keperawatan, Keperawatan, Kementerian Kesehatan RI, penyakit stroke harus cepat ditangani agar tak terjadi disabilitas.
“Penyakit ini menimbulkan Gangguan neurologis permanent dan kecacatan permanent. Stroke Harus langsung ditangani dengan cepat agar tak menimbulkan kecacatan angkanya sekitar 65 persen,” kata Nani ketika ditemui di acara Inisiatif Penanganan Stroke Inovatif Melalui Stroke Ready Hospitals dengan Standardisasi Layanan Stroke Terpadu, Jakarta, Jumat, (25/10/2019).
Penyakit stroke timbul dengan datang – tiba. Tidak ada penyakit stroke yg dateng sebulan, dan beberapa bulan.
“Stroke tiba secara datang – tiba. Yang tadinya tak apa – apa, datang – datang timbul serangan stroke,” papar Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS, Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
Timbulnya penyakit stroke dipicu dua pencetus. Mulai dari tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, konsumsi alkohol, dan gaya hidup tak sehat lainnya.
“Yang paling banyak adalah karena tekanan darah tinggi,” tambahnya.
Hasil Riskesdas 2018 memamerkan prevalensi penyakit tak menular mengalami kenaikan seandainya dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara yang lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen di 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta.
Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com