Pengelolaan Sampah Buruk Berdampak Pada Kesehatan

oleh -387 Dilihat

Banyumas Raya

INILAH.COM, Jakarta – Pengelolaan sampah di Indonesia perlu dipacu secara cepat dan tepat mengingat volume sampah yg dihasilkan masyarakat di kota-kota besar meningkat pesat setiap harinya. Hal ini berdampak buruk buat lingkungan hidup dan kesehatan.

Ketua Indonesia Solid Waste Association (InSWA) Sri Bebassari mengatakan, penanganan persoalan sampah berkaitan erat dengan persoalan lingkungan hidup. Jika keadaan lingkungan bersih dan sehat maka mulai berdampak pada kesehatan masyarakat. Jika masyarakat sehat maka anggaran buat sektor kesehatan juga menjadi berkurang.

Pengelolaan sampah menurut Sri harus dilihat sebagai suatu kedaruratan. Hal itu mengacu dari problem sampah di kota besar seperti Bandung dan tertutupnya permukaan kali di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Begitu juga di Jakarta dimana sampah masih menjadi penyebab penting persoalan banjir.

Sri menambahkan, seandainya biaya buat penanganan persoalan sampah cukup tinggi hal ini juga berlaku di negara-negara maju dalam menerapkan pengelolaan sampah. Perhitungan dana yg dibutuhkan bergantung pada volume sampah yg mulai diolah dan teknologi yg diterapkan.

Untuk mengatasi tingginya biaya pengelolaan sampah, dia merujuk kebijakan yg dikerjakan negara-negara seperti Singapura dan Jepang, dimana warganya membayar iuran buat pengelolaan sampah.

“Di Singapura, sesuatu rumah tangga membayar sekitar Rp 200 ribu setiap bulan, maka tak heran sampah dapat dikelola dengan sangat baik. Hal ini juga mampu diterapkan di kota-kota besar di Indonesia,” kata Sri melalui informasi tertulisnya, Jumat (22/11/2019).

Keberhasilan penanganan persoalan sampah menurut perempuan telah puluhan tahun bergelut dengan persoalan sampah ini juga mulai berdampak positif buat sektor lainnya. Efek yg ditimbulkan adalah hasil pengelolaan sampah itu mampu dijadikan bahan bakar buat pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA) dan kompos buat kegiatan pertanian dan perkebunan.

“Jadi, benefit yg ditimbulkan dari pengelolaan limbah sampah juga mampu dirasakan sektor lainnya,” imbuhnya.

PLTSA dinilai cocok buat diterapkan di Indonesia sebagai salah sesuatu alternatif sumber energi. Hal ini sesuai dengan langkah pemerintah dalam mencari sumber energi terbarukan guna menjadi alternatif dari penggunaan sumber energi yg selama ini sebagian besar berasal dari minyak bumi.

Sri menuturkan, ketika ini PLN gencar kampanye EcoMoving merupakan perubahan gaya hidup dalam penggunaan alat transportasi salah satunya mendorong masyarakat memakai transportasi masal yg memakai green energy seperti MRT (Mass Rapid Transport),KRL (Kereta Listrik), LRT (Light Rail Transit), juga kendaraan yg berbahan bakar energy green.

Berkaitan dengan itu, Sri menjelaskan, aspek teknologi dalam pengelolaan sampah dapat dibagi menjadi teknologi pengelolaan sampah jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Nantinya, dampak dari pengelolaan sampah mulai bergantung pada teknologi yg digunakan.

Jika mengacu pada peta jalan pengelolaan sampah di ibukota Jakarta periode 2019-2024, ada sejumlah strategi penting dalam menangani persoalan sampah di Jakarta.

“Strategi penting yg diterapkan adalah pengolahan sampah di kawasan mandiri/komersial dan pasar; pembangunan dan pengoperasian TPS 3R, pembangunan dan pengoperasian ITF, pembangunan dan pengoperasian Jakarta Recycling Center,” bebernya.

Selain itu ada juga strategi berupa optimalisasi penggunaan kompos terskala rumah tangga dalam pengurangan sampah dari sumbernya dengan pembinaan dan pengawasan yg komprehensif. [adc]
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.