Banyumas Raya
INILAH.COM, Jakarta – Penyakit kanker yaitu salah sesuatu penyakit yg menjadi perhatian penting di Indonesia. Bahkan tak sedikit pasien kanker yg belum mendapat asupan nutrisi secara cukup bagi menolong penyembuhan.
Menurut dr. Rebecca N, pengelola klinik penting Yayasan Kanker Indonesia (YKI), data Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan prevalensi tumor atau kanker di Indonesia memperlihatkan adanya peningkatan dari 1,4 per seribu penduduk di 2013 menjadi 1,79 per seribu penduduk di 2018. Di tahun 2018, penderita penyakit kanker terdapat 18,1 juta masalah baru kanker dengan angka kematian sebesar 9,6 juta.
Meningkatnya angka penderita kanker salah sesuatu penyebabnya karena pasien kanker enggan mengonsumsi makanan yg sesuai dengan anjuran tenaga medis.
“Memang tidak jarang kali pasien kanker mengalami persoalan nutrisi saat menjalani terapi seperti sulit makan, nafsu makan yg berkurang, mual, muntah, perubahan indra perasa dan penciuman, serta gangguan pencernaan seperti diare ataupun konstipasi,” kata Rebecca di kantor Yayasan Kanker Indonesia, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Idealnya, kata Rebecca, pemberian nutrisi buat pasien kanker harus mencakup kalori, protein, dan tambahan vitamin dari suplemen. Selain itu pasien kanker juga membutuhkan dua zat gizi tertentu di antaranya zat gizi mikro, karena pasien kanker rentan kekurangan zat tersebut.
“Apabila pasien menghadapi kesulitan buat mengonsumsi nutrisi secara oral, maka mampu diberikan nutrisi enteral (makanan cair) baik natural maupun formula komersial,” urainya.
Terkait masalah tersebut, YKI selalu berupaya buat mengedukasi masyarakat tentang penanggulangan kanker dengan memperhatikan asupan nutrisi untuk pasien kanker.
“Merupakan salah sesuatu kewajiban dari Yayasan Kanker Indonesia bagi memberikan edukasi yg berkelanjutan untuk masyarakat umum dan pasien kanker serta keluarganya terkait dengan kanker,” ujarnya. [adc]
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com