Banyumas Raya
Jakarta – Infeksi HIV yaitu persoalan kesehatan global. Di tahun 2016, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat sekitar 1 juta penderita HIV meninggal di semua dunia.
Berdasarkan data yg didapatkan dari UNAIDS (United Nations Program on HIV/AIDS) di tahun 2016, terdapat sekitar 620.000 penderita infeksi HIV (ODHIV) di Indonesia. 3200 perkara terjadi pada anak-anak, dan angka kematian akibat penyakit ini mencapai 40.000 kasus. Siapa pun bisa berisiko terkena HIV, oleh karena itu penanganan serta pencegahan persebaran penyakit ini harus bermula dari dukungan dan pemahaman terhadap ODHIV.
“Diskriminasi dan Stigma terhadap ODHIV kerap terjadi. Tidak cuma berusaha bagi tetap hidup sehat, ODHIV menghadapi tantangan yang lain yg tak kalah berat: stigma dan diskriminasi. Tidak sedikit ODHIV yg kehilangan pekerjaan, ditolak oleh keluarga dan teman-temannya, atau bahkan menjadi korban kekerasan. Data dari UNAIDS menyebutkan bahwa 62,8 persen masyarakat di Indonesia enggan berinteraksi dengan ODHIV,” kata dr. Kevin Adrian selaku dokter dari ALODOKTER, Jakarta, Rabu, (04/12/2019).
Ada dua hal yg melatarbelakangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV, yaitu:
HIV adalah penyakit yg ditakuti, namun tak sepenuhnya dipahami oleh banyak orang. Sebagian orang masih memercayai hal yg salah, bahwa HIV bisa menyebar melalui kontak fisik seperti bersentuhan atau sebatas berbagi gelas. Hal ini membuat ODHIV cenderung dijauhi.
HIV dan AIDS tidak jarang diidentikkan dengan pelaku perilaku tertentu seperti pengguna obat terlarang dan pelaku seks bebas. Stigma ini membuat orang beranggapan bahwa virus tersebut diidap karena lemahnya moral ODHIV.
Dengan stigma sosial, muncullah diskriminasi terhadap ODHIV, seperti dikeluarkan dari kantor atau sekolah karena mengungkapkan diri sebagai ODHIV atau tak diperkenankan memakai fasilitas umum seperti tempat ibadah.
Pemerintah dan profesional medis tentunya berperan utama dalam mengurangi stigma masyarakat umum terhadap ODHIV. Edukasi mengenai ODHIV mampu meningkatkan pengertian masyarakat tentang penyakit ini.(tka)
Sumber: http://gayahidup.inilah.com
BanyumasRaya.com