9 Poin Menarik Dari Kesaksian Perawat Dan Sekuriti Soal Setya Novanto

oleh -180 Dilihat

Banyumas Raya

JAKARTA, — Kasus dugaan menghalangi penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto semakin jelas terungkap di persidangan.

Satu per sesuatu saksi, akan dari dokter, perawat, hingga petugas sekuriti Rumah Sakit Medika Permata Hijau, mengungkap dugaan skenario itu kepada majelis hakim. Hal tersebut terungkap dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (2/4/2018).

Kali ini, saksi yg dihadirkan adalah dokter Francia Anggreni dan beberapa orang perawat, Indri Astuti dan Nurul Rahmah Nuari. Sementara beberapa orang lainnya adalah petugas sekuriti, Abdul Aziz dan Mansur.

Berikut sembilan poin menarik yg disampaikan para saksi:

1. Setya Novanto bentak perawat, minta kepalanya diperban

Dalam persidangan, Indri Astuti menceritakan pengalamannya ketika diminta merawat pasien atas nama Setya Novanto pada 16 November 2017 lalu.

Menurut Indri, awalnya dia coba mengajak Novanto bagi berkomunikasi. Namun, Novanto cuma memejamkan mata dan tak merespons pertanyaan yg diajukan.

Begitu juga ketika Indri membuka kancing baju dan melakukan perekaman jantung. Namun, Indri tiba-tiba dikejutkan dengan kata-kata Novanto yg disampaikan dengan nada tinggi.

“Sebelum aku keluar kamar, pasien itu bilang, ‘Kapan aku diperban?’. Saya kaget, segera balik badan karena nada suaranya seperti itu. Dia agak membentak,” kata Indri kepada majelis hakim.

(Baca: Perawat RS Dibentak Setya Novanto yg Minta Kepalanya Diperban)

Menurut Indri, ketika itu dia tak segera menuruti permintan Novanto. Indri selanjutnya menanyakan kepada dokter Bimanesh Sutarjo mengenai permintaan pasien buat memasang perban.

Sebab, menurut Indri, kebutuhan pemasangan perban atau tidak, bergantung kepada perintah dokter. Menurut dia, tak segala luka harus ditutup dengan perban.

2. Setya Novanto minta obat merah

Indri merasa kebingungan saat Novanto meminta obat merah. Selain memang obat tersebut tak tersedia, Indri menilai, tak ada luka terbuka yg perlu diobati memakai obat merah.

Menurut Indri, awalnya Setya Novanto sambil emosi meminta agar luka kecil di keningnya diperban. Padahal, menurut Indri, luka semacam itu tak perlu memakai perban.

Indri semakin kebingungan ketika Novanto meminta obat merah. Sebab, tak ada luka terbuka yg mengeluarkan darah. Luka di kening dan di siku tangan kiri Novanto cuma berupa luka lecet biasa.

(Baca: Cerita Perawat yg Bingung Saat Setya Novanto Minta Diberi Obat Merah)

googletag.cmd.push(function() { googletag.display(‘div-gpt-ad-974648810682144181-4112’); });

Sumber: http://nasional.kompas.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.