Google Translate Bisa Jadi Kedok “Hacker” Curi Data

oleh -496 Dilihat

Banyumas Raya

Kelompok peretas memanfaatkan layanan penerjemah “ Google Translate” bagi mencuri data pengguna. Praktik ini terdeteksi dan dilaporkan oleh peneliti Akamai Security, Larry Cashdollar.

Pencurian data tersebut memakai metode phising, di mana peretas menyebar tautan berbahaya ke email korban. Tautan itu disertai embel-embel menggiurkan dan seandainya ditekan, pengguna mulai masuk ke situs Google Translate.

Peretas bersembunyi di balik URL Google Translate agar terkesan lebih meyakinkan. Selanjutnya, pengguna diminta buat masuk (log in) kembali ke akun Google mereka, dan dari situlah pencurian data terjadi.

Trik semacam ini lebih gampang terdeteksi seandainya korban membuka tautan via desktop. Pasalnya, URL Google Translate hasil modifikasi peretas yg tampak pada toolbar, berbeda dari yg asli.

Baca juga: Fitur Baru Google Translate Terinspirasi Orang Indonesia

Pengguna yg peka dan lihai mulai segera mengetahui bahwa mereka sedang ditipu, sebagaimana dihimpun Tekno, Selasa (12/2/2019), dari ZDNet.

Namun, seandainya pengguna membuka tautan dari aplikasi Gmail di smartphone, URL-nya tidak terlalu kentara. Tercapailah tujuan sang peretas bagi mencuri data demi kepentingan mereka.

Google bergegas angkat bicara soal metode phising ini. Sang raksasa mesin pencari mengklaim sudah memblokir situs-situs yg berhubungan dengan phising tersebut.

“Kami mengetahui ada upaya phising dan sudah memblokir seluruh situs mencurigakan secara tuntas. Jika ada pengguna yg menjadi target situs phising tertentu, dapat melaporkan ke safebrowsing.google.com dan bakal kita tindak lanjut,” kata perwakilan Google.

Jangan lupa follow Twitter Tekno dan Facebook Tekno bagi mendapatkan berita-berita terbaru. Tak ketinggalan juga subscribe channel YouTube Tekno buat menonton video-video seru seputar teknologi.

Sumber: http://tekno.kompas.com
BanyumasRaya.com

No More Posts Available.

No more pages to load.