Belanda Tolak Gunakan Alat Tes Corona dan Masker Buatan China

oleh -619 Dilihat

Pemerintah Belanda menolak menggunakan peralatan tes virus corona (COVID-19), yang berasal dari China. Alasannya, kualitas serta akurasi dari alat uji penularan virus corona itu disebut berada di bawah standar untuk mengetahui kondisi pasien terjangkit virus.

Keraguan terhadap kualitas alat tes virus corona buatan China itu, juga sudah disampaikan oleh negara seperti Spanyol, Turki, Georgia, dan Republik Ceko.

Seperti dilansir dari laman Fox News, melonjaknya temuan kasus positif di Amerika Serikat dan Eropa mengundang kekhawatiran atas penghitungan berdasarkan alat tes buatan China itu.

Sebelumnya, Pemerintah Belanda juga telah menarik kembali sekitar 600 ribu masker medis N95 buatan China, karena dianggap tidak sesuai dengan standar keamanan. Jumlah itu berkisar separuh dari suplai masker yang didatangkan dari China, untuk keperluan perlindungan tenaga medis di Belanda menghadapi virus corona (COVID-19).

Hasil pengecekan kualitas oleh Kementerian Kesehatan Belanda menyebut filter pada masker N95 yang mereka terima tidak berfungsi dengan layak. Bahkan menurut pernyataan resmi yang dilansir laman South China Morning Post, masker tersebut terasa tidak berada dalam posisi yang pas ketika digunakan oleh petugas medis.

Bagian filter pada masker N95 sendiri berfungsi menghalangi sekitar 90 persen partikel udara yang kemungkinan membawa virus COVID-19. Belum ada keterangan lebih lanjut apakah masker yang dimaksud merupakan bagian dari paket sumbangan dari China atau diperoleh melalui kesepakatan komersial.

“Telah diambil keputusan bahwa seluruh paket masker yang telah diterima tidak akan dipergunakan oleh tenaga medis di Belanda. Suplai masker pada gelombang pengiriman selanjutnya juga akan mendapatkan pengujian kualitas sebelum disalurkan,” bunyi pernyataan resmi tersebut.

Munculnya penolakan alat uji tes virus corona itu mendapat respons dari otoritas China, yang selanjutnya menindak pembuat perangkat tersebut yakni Bioeasy. Perusahaan itu diduga melakukan kesepakatan penjualan alat uji virus corona, tanpa memiliki lisensi resmi dari otoritas China untuk membuatnya secara massal.

No More Posts Available.

No more pages to load.