Arab Saudi Minta Proyek Kilang Minyak Cilacap Dipercepat

oleh -1149 Dilihat

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla melakukan pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad Bin Salman pada sela-sela kunjungan mereka menghadiri KTTG20 di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11). Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara itu antara lain membicarakan pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah.

Arab Saudi menanamkan modal senilai Rp 86 triliun atau 6 miliar dolar AS pada kilang itu. ”Kita (Indonesia dan Arab Saudi) ‘kan sudah ada perjanjian untuk membangun kilang minyak di Cilacap.

Investasinya cukup besar sekitar 6 miliar dolar, (jadi) mereka minta dipercepat untuk dimulainya,” kata Kalla dalam keterangan pers, kemarin. Selain upaya percepatan pembangunan kilang minyak di Cilacap tersebut, Putra Mahkota Salman juga meminta kerja sama terkait proyek itu, yakni pemberian pelatihan tenaga kerja dan pertukaran teknologi.

Terkait keluhan Pemerintah Arab Saudi tentang pembangunan kilang minyak tersebut, Wapres menjelaskan kendala yang dihadapi Indonesia saat ini terkait urusan lahan. ”Kita harus mengakui, terhambatnya itu ada di pihak kita yang belum menyelesaikan masalah lahan.

Untuk itu mereka minta dipercepat,” kata Wapres. Dengan adanya kilang minyak di Cilacap itu nanti, lanjut JK, pemerintah akan memiliki wadah penyimpanan minyak cukup besar sehingga dapat berdampak pada upaya pengurangan impor minyak di Tanah Air. ”Kita berharap kalau kilang minyak itu jadi, kita (Indonesia) bisa mengurangi impor minyak,” ujar Wapres.

Sebagai informasi, perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco, telah menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan kilang Cilacap. Melalui proyek ini kapasitas kilang minyak di Cilacap akan meningkat menjadi 400 ribu barel per hari (bph) dari sebelumnya 348 ribu bph.

Pada pertemuan itu, disinggung pula soal kasus Kashoggi yang menyeret nama Salman. Putra mahkota menyampaikan, kasus tersebut saat ini tengah ditangani dan sudah ada beberapa terduga yang ditangkap.

Sementara saat menghadiri pertemuan G20, Kalla menyuarakan pentingnya pengembangan ekonomi digital. Dia menyebut ekonomi digital sebagai model bisnis yang inovatif untuk pemerataan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan perluasan inklusif keuangan.

”Era digital telah mengubah hidup kita, sehingga kita harus memastikan semua manfaat era digital ini dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” Pada KTT G20 kali ini Indonesia banyak mengangkat isu ekonomi digital. Terutama tentang pemanfaatan perkembangan teknologi untuk pertumbuhan inklusif dan pembangunan berkelanjutan.

Tema ekonomi digital juga menjadi salah satu fokus pada pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMFWB) yang berlangsung pada Oktober 2018 lalu di Bali. Pada pertemuan IMF-WB 2018 Indonesia mendorong Bali Fintech Agenda untuk menjadikan fintech sebagai salah satu elemen pendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan.

Sementara itu, tema KTT G20 kali ini adalah Building Consensus for Fair and Sustainable Development dengan penekanan pada tiga pilar prioritas utama, yaitu infrastruktur untuk pembangunan (infrastructure for development), peningkatan keterampilan digital untuk masa depan (future of work), dan masa depan pangan yang berkelanjutan (sustainable food future).

”Ketiga pilar prioritas tersebut sejalan dengan kepentingan Indonesia dalam menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai motor pertumbuhan ekonomi, meminimalisir dampak negatif dan memanfaatkan perubahan teknologi untuk mendorong pertumbuhan inklusif,” ujar Wapres.

Selain itu, KTT G20 juga mengangkat pembahasan isu-isu global antara lain komitmen atas pentingnya kerja sama multilateralisme dan ekonomi global yang kuat, penggunaan kebijakan moneter, fiskal, dan struktural dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. KTT G20 juga membahas komitmen terhadap perdagangan internasional sebagai sumber pertumbuhan dan lapangan kerja.

No More Posts Available.

No more pages to load.