Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19 di Kabupaten Banyumas sampai dengan hari Senin, 16 Maret 2020 tercatat ada 217 orang.
Padahal hari-hari sebelumnya, ODP di Banyumas Jawa Tengah tidak sampai 10 orang.
Sebagian besar ODP adalah tenaga kerja migran atau TKI dan orang yang baru bepergian ke luar negeri. Jumlah mereka kemungkinan besar terus bertambah.
Dari sebanyak 217 orang, sebanyak 5 orang di antaranya dalam kondisi sakit dan setelah dilakukan pemeriksaan, dua di antaranya masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Keberadaan 217 ODP merupakan hasil pemantauan petugas puskesmas dan perangat desa terhadap warga Banyumas yang baru pulang dari luar negeri, mereka adalah para pekerja migran, orang yang baru bepergian ke luar negeri, termasuk yang pulang dari ibadah umrah,” kata Bupati Banyumas, Achmad Husein, Senin, 16 Maret 2020.
Para TKI atau warga yang baru pulang dari bepergian ke luar negeri . Kemudian mereka akan didatangi petugas untuk pemeriksaan kesehatan. .
Ketika yang bersangkutan dinyatakan sehat dan tidak mengalami sakit, maka tetap masih dalam pemantauan petugas sampai 14 hari ke depan, sehingga tetap masih dalam ODP.
Berdasarkan hasil skrening terhadap ODP, sebanyak dari dua orang sudah PDP tersebut, meski akhirnya hasilnya dinyatakan negatif.
Kesulitanya justru pada pemantauan warga Banyumas yang bepergian ke luar kota. Petugas Puskesmas hingga perangkat desa belum bisa mendeteksi orang g baru datang dari luar kota.
“Kami belum bisa memantau warga luar kota yang datang. Mereka sulit terpantau karena jumlahnya sangat banyak,” terang Husein.
Selain memantau keberadaan buruh migran, upaya megantisipasi penyebaran virus Covid-19 Pemkab berencana akan mencetak 800.000 stiker hidup sehat.
Isinya tulisan dakam benner antara lain mencuci tangan sesering mungkin, menggunakan sabun, jangan menyentuh wajah, mata, hidung dan mulut sebelum cuci tangan, jangan datangi kerumunan atau kumpulan orang banyak.
Jika batuk ditutup dengan tisu atau lengan baju bagian dalam. Menurutnya, jika imbauan tersebut dilakukan dengan tertib, maka akan terhindar dari virus
“Rencana pemasangan stiker karena kesadaran warga terhadap upaya antisipasi penularang virus confid 19 sangat kurang. Padahal potensi , untuk tertular sangat tinggi. Harapan saya dengan stiker warga bisa lebih mudah memahami ancamana corona,” jelasnya.
Pemkab Banyumas rencannya juga akan mengusakan sekitar 400.000 masker untuk warga Banyumas.
Pengadaan 400.000 masker merupakan sumbangan melalui dana Corporate Social Responsibility/CSR) dari perusahaan BUMN Perbankan hingga perusahaan swasta untuk mendukung penyediaan masker bagi warga.
“Saya sudah minta CSR untuk membuat 400.000 masker karena masyarakat sekarang sulit mendapatkan masker,” jelas Bupati.
Menurut dia, pemerintah akan menyediakan masker yang sesuai dengan standar masker untuk pencegahan dan pengendalian virus corona.
Terkait kedatangan para TKI ini, Sekretaris Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM), Suwardi, mengatakan, pihaknya juga melakukan pemantauan dengan mendatangi langsung rumah TKI tersebut.
PJTKI yang memberangkatkan akan laporan jika ada ada TKI yang akan pulang, yang tidak terpantau adalah TKI ilegal.
Namun, kita tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara medis.
“Namun biasanya TKI yang legal, untuk bisa pulang sudah melalui berbagai pemeriksaan kesehatan, antara lain di bandara,” terangnya.***