Gaza City – Rentetan serangan udara Israel kembali menghantam wilayah Jalur Gaza sejak Selasa (18/3) tengah malam. Otoritas pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 13 orang tewas dalam serangan terbaru Israel itu, menyusul serangan besar-besaran sebelumnya yang menewaskan lebih dari 400 orang.
“Israel melancarkan beberapa serangan udara yang mengakibatkan tewasnya 13 orang dan melukai puluhan orang lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, di Khan Younis dan Gaza City,” tutur juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Rabu (19/3/2/2025).
Sebelumnya pada Selasa (18/3) dini hari, militer Israel melancarkan rentetan serangan udara yang disebut paling intens sejak gencatan senjata Gaza diberlakukan pada 19 Januari lalu.
Bombardir di wilayah Jalur Gaza itu, menurut otoritas kesehatan Gaza, menewaskan lebih dari 400 orang. Serangan udara itu dilakukan militer Israel setelah gagalnya perundingan untuk memperpanjang gencatan senjata Gaza.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya telah memerintahkan militer untuk mengambil “tindakan keras” terhadap Hamas sebagai respons atas penolakan kelompok itu untuk membebaskan para sandera yang tersisa, dan karena penolakan mereka terhadap proposal gencatan senjata.
Hamas, dalam tanggapannya, menuduh Israel melanggar gencatan senjata Gaza dan membahayakan upaya mediator untuk mengamankan gencatan senjata permanen. Hamas juga menuduh Netanyahu sama saja “menjatuhkan hukuman mati” terhadap 59 sandera yang masih ditahan di Gaza, yang nasibnya tidak jelas.
Dalam pernyataannya, Hamas mendesak negara-negara sahabat untuk “menekan” Amerika Serikat (AS) dalam mengakhiri serangan yang dilancarkan sekutu dekatnya, Israel.